Selamat Datang

Selamat datang di Jamuherbacure artikel. Di sini anda bisa membaca berbagai macam artikel yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan secara alami
Silahkan memasukkan kata kunci anda ke dalam kolom search blog diatas untuk mencari artikel yang anda inginkan.

Mencari Viagra dalam Herbal


Semakin berkembangnya gerakan kembali ke alam membuat penggunaan obat tradisional pun semakin meningkat. Di sisi lain, obat tradisional dituntut tidak hanya berdasarkan atau bukti empiris seperti yang selama ini terjadi. Diperlukan bukti-bukti rasional yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan begitu obat tradisional bisa menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan formal yang penggunaannya dapat berdampingan dengan obat modern


Menurut dr. Niniek S. Anwar dalam Seminar Setengah Hari “Menguak Manfaat Herbal Bagi Vitalitas Seksual” yang diselenggarakan majalah Intisari di Hotel Santika, Jakarta, 13 Oktober 2001, dari 30.000 jenis tumbuhan di Indonesia 1.200 jenis diantaranya merupakan tumbuhan obat. Industri baru bisa menyerap 200 jenis. Salah satu jenis obat tradisional yang beredar di masyarakat adalah penambah stamina khusus pria. Obat tradisional ini mengandung bahan atau tumbuhan yang dikenal sebagai afrodisiak, yang kemungkinan bekerja secara hormonal maupun nonhormonal karena pada umumnya cara kerja obat tradisional belum bisa diungkapkan secara rinci seperti halnya obat modern. Afrodisiak berasal dari kata Aphrodite, Dewi Kecantikan dan Cinta dalam mitologi Yunani kuno.
Beberapa tumbuhan yang dikenal sebagai afrodisiak adalah ginseng yang berasal dari Korea (Panax ginseng), pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) yang banyak dijumpai di Amuntai, Kalimantan Selatan (di Malaysia dikenal dengan nama tongkat ali), serta purwoceng (Pimpinella pruacen) yang banyak dijumpai di daerah Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Beberapa tumbuhan lain yang secara empiris digunakan sebagai afrodisiak bisa dilihat dalam tabel.

Bisa melancarkan peredaran darah
Pada umumnya penggunaan tumbuhan obat sebagai afrodisiak lebih banyak berdasarkan kepercayaan dan pengalaman turun-temurun dalam masyarakat. Meski begitu, telah banyak dilakukan penelitian untuk mengetahui kepastian khasiat suatu tumbuhan obat. Sayang, sebagian besar belum sampai tahap akhir.
Dari beberapa penelitian awal, tumbuhan afrodisiak mengandung senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tanin, dan senyawa-senyawa lain yang secara fisiologis dapat melancarkan sirkulasi atau peredaran darah pada sistem saraf pusat (serebral) atau sirkulasi darah tepi (perifer). Efek meningkatkan sirkulasi darah itu juga terjadi pada genitalia pria. Beberapa penelitian pada binatang juga menunjukkan adanya aktivitas hormonal yakni hormon androgenik.
Peningkatan sirkulasi darah ini akan memperbaiki aktivitas jaringan tubuh sehingga secara tidak langsung akan memperbaiki fungsi organ. Sebagai akibat mekanisme tersebut, maka suatu obat tradisional jenis afrodisiak bisa digunakan untuk meningkatkan stamina.
Beberapa tumbuhan yang telah teruji secara klinis (dalam dosis tertentu) dapat meningkatkan stamina antara lain Panax ginseng, Siberian ginseng, Tribulus terrestris L., Muria puama (Ptychopetalum olacoides), Damiana (Turnera aphrodisiaca), Corynanthe yohimbe.

Disharmoni kehidupan seksual
Pemanfaatan obat tradisional dalam pengobatan belum optimal karena pada umumnya penggunaannya masih dalam lingkup masyarakat tradisional dan bersifat turun temurun. Belum menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan formal. Ada perbedaan yang mencolok antara keduanya. Pada sistem turun temurun penggunaannya berdasarkan pengalaman, sementara pada sistem pelayanan kesehatan formal, penggunaan suatu obat didasarkan pada bukti-bukti ilmah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Masyarakat, khusunya kaum pria, menggunakan obat tradisional yang mengandung bahan afrodisiak untuk meningkatkan gairah seksual atau mengobati gangguan seksual, semisal impoten. Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak semua afrodisiak berkhasiat dalam mengatasi gangguan seksual. Memang, ada beberapa yang bisa meningkatkan stamina sebagai akibat meningkatnya sirkulasi darah.
Menyinggung gangguan seksual, Prof. Dr. dr. Wimpie I. Pangkahila mengingatkan bahwa setiap gangguan (baik yang dialami pria atau wanita) bisa mengakibatkan disharmoni kehidupan seksual. Lebih jauh ia mengelompokkan gangguan (disfungsi) seksual berdasarkan jenis kelamin. Pada pria, disfungsi seksual meliputi: gangguan dorongan seksual (GDS), disfungsi ereksi, gangguang ejakulasi (baik dini maupun terhambat), disfungsi orgasme, dan dispareunia. Sementara pada wanita: gangguan dorongan seksual, dorongan seksual hipoaktif, gangguan aversi seksual, gangguan bangkitan seksual, dan gangguan orgasme.
Menurut Wimpie, sekitar 10 – 15% pria yang menikah mengalami disfungsi ereksi dan sekitar 20 – 30% mengalami ejakulasi dini. Pada wanita, angka disfungsi seksual lebih banyak lagi, 25 – 50%. Wimpie mengungkapkan bahwa dari 4.135 perempuan yang datang berkonsultasi atas inisiatifnya sendiri atau melalui pasangannya, ternyata 2.302 (55,7%) mengaku tidak pernah mencapai orgasme dan 527 (12,7%) jarang mencapai orgasme. Dari yang tidak pernah mencapai orgasme, 60 (2,6%) mengalami dispareunia, 67 (2,9%) mengalami dorongan seksual hipoaktif, dan 27 (1,2%) menderita vaginismus.

Perlu pertimbangan
Penelitian terhadap tanaman yang secara empiris diyakini bermanfaat dalam memperbaiki fungsi seksual merupakan upaya ke arah penemuan obat baru untuk mengatasi disfungsi seksual. Tentu saja penelitian harus dilakukan dengan mengikuti prinsip penelitian ilmiah, antara lain harus dilakukan oleh peneliti dengan kualifikasi ilmiah yang tepat.
Pada saat ini sedang dilakukan penelitian buta ganda. Hasil sementara (dibandingkan dengan kelompok plasebo) menunjukkan bahwa obat tersebut dapat meningkatkan dorongan seksual, meningkatkan kesegaran fisik, dan memperbaiki nilai ereksi dan rigiditasnya. Kita tunggu saja bagaimana hasil akhirnya.
Sambil menunggu, jika terpaksa mengonsumsi obat tradisional sebagai afrodisiak beberapa faktor perlu dipertimbangkan:
Apakah penderita menggunakannya atas kemauan sendiri atau dengan bantuan orang lain tanpa diketahui penyebab atau diagnosis yang pasti?
Obat tradisional yang dipakai apakah terstandar, berapa dosisnya, dan lama pengobatannya?
Apakah hanya didasarkan pada pengalaman empiris?
Atas pertimbangan obat tradisional lebih jarang menimbulkan efek sampingan dibandingkan dengan obat modern, maka penelitian-penelitian terus dilakukan untuk membuktikan efektivitasnya. Selain tak berefek sampingan, bahan obat tradisional mudah didapat sehingga lebih terjangkau oleh daya beli masyarakat. (Yds)


Daftar tumbuhan yang secara tradisional digunakan sebagai afrodisiak
No
Nama Tumbuhan
Nama daerah
Bagian yang digunakan
1
Pimpinella alpina Molk.
Antanan gunung
Akar
2
Avicennia officinalis Linn
Bakau
Daun, kulit
3
Allium sativum L.
Bawang putih
Umbi
4
Capsicum annum L.
Cabe
Buah
5
Piper retrofractum
Cabe jawa
Buah
6
Capsicum frutesens L.
Cabe rawit
Buah
7
Mangiferae foetida Lour.
Embacang
Biji
8
Exoecaria agallocha

Kulit kayu
9
Basella alba L.
Gandula
Daun
10
Hibiscus manihot L.
Gedi
Daun
11
Panax ginseng C.A Meyers
Ginseng
Akar
12
Zingiber officinale Rosc.
Jahe
Rimpang
13
Carissa edulis Vahl.
Karadan
Kulit akar
14
Parameria leavigata Juss.
Kayu rapat
Akar
15
Elaeis guineensis Jacq.
Kelapa sawit
Kulit akar
16
Rheum palmatum
Kelembak
Akar
17
Lunasia amara BLANCO
Kemaitan
Daun, batang
18
Trigonella foenum graecum L.
Klabet
Biji
19
Cola nitida Vent. Schott et Endl
Kola
Biji
20
Talinum racemosum R. Bach
Kolesom
Akar
21
Orthosiphonis staminieus Benth.
Kumis kucing
Daun
22
Piper nigrum L.
Lada
Biji
23
Valeriana hardwichii Wall.
Lompong hutan
Daun
24
Myristicae fragran Houtt.
Pala
Buah
25
Eurycoma longifolia Jack.
Pasak bumi
Akar, batang
26
Euchresta horsfieldii Benn.
Pronojiwo
Biji
27
Rauwolfia serpentina Benth.
Pule pandak
Akar
28
Bombax malabaricum DC.
Randu hutan
Akar
29
Abrus precatorius L.
Saga manis
Daun
30
Blumea balsamifera
Sembung
Daun
31
Cympogon citratus DC. Staf
Sereh
Akar rimpang
32
Sida acuta L.
Sidagori
Kulit akar
33
Piper betle L.
Sirih
Daun
34
Strychnos nux vomica
Striksri
Biji
35
Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Temulawak
Rimpang
36
Clausena anisata L.
Tikusan
Daun
37
Talinum paniculatum Gaertn.
Tolesom
Akar