Selamat Datang

Selamat datang di Jamuherbacure artikel. Di sini anda bisa membaca berbagai macam artikel yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan secara alami
Silahkan memasukkan kata kunci anda ke dalam kolom search blog diatas untuk mencari artikel yang anda inginkan.

Lemak Membuat Hati Meradang

Gangguan di hati ini tidak setenar penyakit hepatitis A, B, dan C. Kemunculannya perlahan dan tanpa gejala. Biasanya disebabkan oleh asupan lemak atau konsumsi alkohol berlebihan, Jika tak ditangani secara tepat, bisa berlanjut menjadi sirosis.
Hati kita ini merupakan organ tubuh yang paling besar dan berat pula tugasnya. Setiap saat ia harus menyaring racun-racun yang masuk ke tubuh melalui konsumsi makanan, zat yang dihirup atau diserap permukaan kulit kita. Selain melakukan detoksifikasi, hati juga berfungsi membentuk faktor pembekuan darah, menyediakan enzim untuk kebutuhan metabolisme, dan fungsi hormonal.
Supaya racun tak menumpuk di tubuh, tentu saja hati harus dipelihara sehingga bisa bekerja dengan optimal. "Nah, dalam menjaga kesehatan hati ini, yang penting dilakukan selain mencegah terjadinya hepatitis adalah mencegah perlemakan hati atau fatty liver," ungkap Dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, konsultan gastro-enterolog hepatologi dari FKUI/RSCM.

Akumulasi Trigliserida
Jika hepatitis A, B, C disebabkan virus, gangguan perlemakan hati lebih diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Konsumsi makanan berlemak dan berkarbohidrat tinggi yang terlalu sering bisa menimbulkan perlemakan hati. "Gaya hidup itu berakibat pada terjadinya timbunan lemak pada sel-sel hati," ujarnya. Kebiasaan mengonsumsi alkohol, kondisi obesitas atau kelebihan berat badan juga bisa memicu perlemakan hati. Perlemakan hati sebetulnya merupakan akumulasi trigliserida dan jenis lemak lain di dalam sel hati. Apabila perlemakan hati ini disertai radang atau bahkan terjadi kematian sel hati, dalam istilah medis disebut NASH (non-alcoholic steato-hepatitis). Perlemakan hati yang tidak disertai radang umumnya lebih ringan dibanding NASH. Sebaliknya NASH dapat berkembang pada terbentuknya jaringan parut (fibrosis) pada hati. Dan ini bisa berakhir pada sirosis atau pengerasan hati, bahkan kanker hati. Perlemakan hati menduduki tiga peringkat utama penyebab sirosis. Bila hati sudah mengeras, tentu tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal. Perlemakan hati biasanya tanpa gejala, dan orang baru tahu setelah menjalani tes kesehatan. Kerusakan yang diakibatkannya dan berjalan tahunan atau bahkan puluhan tahun juga bisa tanpa tanda-tanda. Ketika kondisi memburuk, pasien bisa merasa letih, berat badan merosot, tidak nyaman di perut, lemah, dan pening.

Hidup Sehat
Orang yang kegemukan atau tinggi kadar trigliserida, memiliki kecenderungan tinggi untuk mengalami perlemakan hati. Sebuah studi menunjukkan, 20-40 persen orang yang mengalami kelebihan berat badan akan mengalami NASH. Juga terjadi pada diabetesi (pengidap diabetes) yang tidak tekun mengontrol penyakitnya pada orang yang bobot tubuhnya melorot drastis atau mengalami malanutrisi, dan pada wanita yang menggunakan hormon estrogen. Namun, tanpa kondisi tersebut pun kita bisa kena. Dokter bisa memperkirakan adanya perlemakan hati melalui tes darah atau jika tampak adanya pembesaran hati. Pada pemeriksaan laboratorium misalnya menunjukkan kelainan fungsi hati (SG07 dan SGPT). Untuk memastikannya mungkin dokter akan menyarankan pemeriksaan darah lebih lanjut, ultrasound, CT-scan, atau MRI. Untuk makin memastikan apakah itu NASH, harus dilakukan pengambilan jaringan hati melalui biopsi. Pengobatan terbaik bagi kondisi ini adalah meninggalkan hal-hal yang bisa menjadi penyebab. Faktanya memang pada orang kegemukan, perlemakan di hati akan berkurang ketika berat badannya berkurang. Pada pengguna alkohol, kadar lemak di hati berkurang jika ia berhenti "minum". Kontrol diabetes secara baik melalui pengaturan makan atau insulin juga akan mengurangi jumlah lemak di hati. Seperti dipesankan Dr. Ari, yang penting dilakukan adalah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, sesegera mungkin. Selain menghindari makanan tinggi lemak dan kolesterol, penderita yang kegemukan harus menurunkan berat badan. Jangan lupa pula untuk berolahraga teratur dan cukup istirahat yang berkualitas.

Sumber: Senior

Kanker Kolon, Yang Muda Bisa Kena

Jenis kanker ini termasuk jarang dibicarakan, padahal penderitanya tidak sedikit, Ketika tiga pekan lalu terdengar kabar wafatnya musisi Dodo Zakaria akibat kanker usus besar (kolon) ini, ingatan kita akan bahayanya seperti dibuka lebar-lebar. Diberitakan bahwa baru tiga bulan lalu Dodo didiagnosis terkena kanker usus yang sudah masuk stadium empat. Ini artinya sel-sel kankernya sudah menyebar ke organ tubuh yang lain. Jelas sudah sangat telat karena perjalanan kanker kolon sebetulnya tergolong lambat. Mungkin selama ini ia tak merasakan gejala atau tidak mengenali indikasi yang sebetulnya ia alami. "Perubahan kebiasaan buang air besar, misalnya kadang encer, kadang keras, kadang sembelit atau diare, bisa menjadi pertanda adanya kanker kolon," ungkap Dr. Adil Pasaribu Sp.B.KBD, dokter spesialis bedah kanker dari RS Pluit, Jakarta.Ketiga TerbesarPada pria, tambahnya, kanker ini menduduki peringkat terbesar ketiga setelah kanker prostat dan paru-paru. Sementara pada wanita posisinya di bawah kanker payudara dan leher rahim (serviks). Di Indonesia maupun dunia, kasus terbanyak dijumpai pada usia 50 tahun ke atas, tetapi banyak juga diderita orang muda. Buktinya, Dodo Zakaria masih berusia 47 tahun saat tutup usia akibat kanker ini. Ditambahkan Dr. Adil, tumbuhnya sel secara tidak normal pada kolon atau rektum dapat disingkirkan lewat operasi sebelum mewujud menjadi kanker, misalnya masih dalam bentuk polip prakanker yang umum ditemui pada awal munculnya penyakit ini. Makin dini polip ini ditemukan, peluang selamat atau hidup pun makin tinggi. "Karena itu, sebaiknya mereka yang berusia 50 tahun lebih atau yang berisiko perlu menjalani skrining sejak awal," katanya. Di Amerika Serikat, sekitar 112 ribu orang didiagnosis kanker kolon setiap tahunnya. Kebanyakan kasus itu diawali oleh adanya polip. Kalau polip ini disertai keluhan lain seperti perut kram atau nyeri dan kembung, lalu terjadi perubahan buang air besar, misalnya berdarah, bisa mengarah pada kanker kolon. Pemeriksaan yang umum berlaku dalam proses deteksi dini antara lain pemeriksaan fisik dengan mencolok dubur (dilakukan setiap tahun pada usia di atas 50 tahun), pemeriksaan laboratorium untuk melihat penanda tumor, dan pemeriksaan kolonoskopi (dilakukan setiap 3-5 tahun sekali pada pria dan wanita di atas usia 50 tahun). Kolonoskopi adalah memasukkan pipa lentur yang dilengkapi kamera dan jarum biopsi. Foto rontgen juga bisa dilakukan dengan lebih dulu memasukkan barium ke dalam usus besar melalui anus.Perlu KolostomiTerapi untuk kanker kolon tergantung pada tahap penyakitnya. Secara umum terapi itu meliputi kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker, operasi untuk mengangkat sel-sel kanker, dan terapi radiasi untuk merusak jaringan kanker.Kalau kanker ketahuan lebih cepat dan masih dalam tahap dini, tentu terapi akan memberikan hasil yang baik. Contohnya, cukup dengan operasi dan tidak perlu dikemoterapi. Namun, jika kanker ini terjadi di dekat anus, kadang perlu dilakukan kolostomi (pembuatan lubang pada dinding perut sebagai tempat pengeluaran tinja dari kolon). Jika masih stadium 0 (baru muncul pada lapisan dalam pencernaan) mungkin masih bisa diobati melalui operasi pengangkatan sel-sel kanker, seringkali dengan kolonoskopi. Untuk stadium 1 (sel kanker pada lapisan dalam kolon) sampai 3 (sel kanker sudah menyebar pada getah bening), dilakukan operasi untuk mengangkat bagian kolon yang digerogoti kanker. Pasien stadium 3 seringkali harus menjalani kemoterapi setelah operasi untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Kemoterapi juga dibutuhkan pasien kanker kolon stadium 4 (sel kanker sudah menyebar ke organ lain). Jika kanker sudah menyebar ke organ lain, misalnya lever, bisa diperlukan terapi lain untuk mengatasi gangguan pada lever. Selain kemoterapi atau radiasi, mungkin perlu pengangkatan kankernya pada lever, terapi panas (ablation) atau beku (krioterapi). Harapan hidup bagi pasien kanker kolon tergantung pada banyak hal, termasuk tahap penyakitnya. Apabila kankernya diketahui selagi masih stadium dini, lebih dari 90 persen pasien bisa bertahan hidup setidaknya selama lima tahun setelah didiagnosis penyakitnya. Sayangnya, hanya sekitar 40 persen kasus kanker kolon yang didiagnosis saat masih dini. Jika kankernya sudah menyebar, tentu harapan hidup 5 tahun itu akan menurun. Namun, sebetulnya banyak kasus kanker kolon stadium 1-3 yang bisa disembuhkan.

Sumber: Senior

Konsumsi Herbal Mesti Rasional

Sebagaimana obat modern, obat tradisional juga bisa menjadi obat sekaligus racun. Jika digunakan secara tepat, ia bisa menyembuhkan penyakit yang sulit ditangani oleh obat modern sekalipun. Tapi jika pemakaiannya salah, bisa saja penyakitnya malah tambah parah.
Obat tradisional, khususnya obat herbal, hingga sekarang masih sering menjadi bahan perdebatan seru yang tak kunjung habis. Para pengobat tradisioanl mendewa-dewakannya, tapi kalangan dokter sering berargumen, “belum ada buktinya,”.
Tidak terlalu sulit mencari contohnya. Hampir tiap tahun muncul primadona baru di jajaran obat tradisional. Sebut saja, buah mahkota dewa, lalu virgin coconut oil (VCO), kemudian buah merah, dan yang paling mutakhir sarang semut.
Para pengobat tradisional biasanya mengangkat pamor tanaman primadonanya dengan testimony para pemakai yang berhasil sembuh. Bagi mereka, pengalaman itu adalah bukti kemujaraban tanaman tersebut, sayangnya, kalangan dokter selalu bilang testimony itu belum bisa dijadikan sebagai bukti. Dalam pandangan dokter, yang dianggap bukti yaitu uji klinis, bukan pengakuan orang per orang.
Tinggallah orang awam yang kebingungan menyaksikan perselisihan dua kubu tadi. Kecuali jika orang awam bisa memahami logika ilmu kedokteran modern. Ilmu Kedokteran Modern ditegakkan diatas data-data penelitian ilmiah yang baru bisa dianggap sah jika telah memenuhi kaidah-kaidah statistic.
Bukan berarti pengalaman-pengalaman pemakai itu hanya bualan atau omong kosong belaka. Namanya saja cerita, kita boleh percaya, boleh juga tidak. Masalahnya, kesembuhan beberapa orang belum bisa mewakili populasi, Karena belum memenuhi kaidah statistic, itu sebabnya pengakuan beberapa orang belum dianggap sebagai “bukti”.
Agar bisa setara denga obat modern, obat tradisional harus melewati banyak tahap, persis seperti obat modern. Ambil contoh, kumis kucing (Orthosiphon stamineus), secara empiris, tanaman ini sudah biasa dipakai kakek-nenek kita sebagai obat tekanan darah tinggi. Pada tahap ini, derajat kumis kucing masih sebagai jamu, secara empiris khasiatnya sudah diakui, tapi belum ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Masyarakat dipersilahkan memakai, tapi dokter belum sudi meresepkannya.
“Agar bisa diresepkan, obat tradisional harus punya bukti ilmiah dulu,” kata dr. Hedi R. Dewoto, Sp,FK, Farmakolog Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Supaya punya bukti ilmiah, tanaman ini harus di uji dahulu efeknya pada binatang coba. Jika terbukti aman dan menunjukkan efek penurunan tekanan darah, dokter beru akan mengakui khasiatnya. Pada tahap itu pun dokter masih belum bersedia meresepkannya.
Kumis kucing baru akan dianggap setara dengan obat modern jika telah diuji pada manusia. Bukan hanya pada binatang coba. Tahapan inilah yang dikenal sebagai uji klinis, setelah lulus uji klinis, obat ini baru bisa setara dengan obat-obat modern antihipertensi seperti kaptopril, hidroklorotiazida (HCT),dan sebagainya.
Begitu lulus uji klinis, obat tradisional bisa memakai baju Fitofarmaka yang layak diresepkan dokter dan bisa masuk pelayanan formal seperti di rumah sakit atau puskesmas. Di Indonesia , baru ada beberapa gelintir Fitofarmaka, seperti Tensigard Agromed (antihipertensi), X-Gra (antidisfungsi seksual pria), Stimuno (peningkatan daya tahan tubuh), Nodiar (antidiare), dan Rheumaneer (antinyeri). Obat tradisional kategori ini sudah layak diresepkan, karena memang sudah punya bukti klinis yang mendukung. Bukan sekedar pengakuan Pak Wayan maupun Bu Susi.

BISA BEREFEK BURUK
Selama ini obat tradisional diyakini tidak punya efek samping. Atau, kalau pun ada, efek sampingnya boleh diabaikan. Menurut Hedi, pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Bagaimanapun obat tradisional tetap bahan asing bagi tubuh.
Dalam ujian disertasinya di Institut Pertanian Bogor belum lama ini. Dr. dr. Aris Wibudi. Sp,PD, menceritakan sebuah kasus yang bisa menjadi pelajaran.
Aris pernah menangani kasus pasien yang mengalami hipoglikemia berat akibat minum obat tradisional secara salah, sebelumnya, pasien sudah mendapat obat antidiabetes dari dokter. Lalu, tanpa sepengetahuan dokter, pasien juga minum obat tradisional yang berisi beberapa macam tanaman. Dua diantaranya sambiloto (Andrographis paniculata) dan brotowali (Tinospora crispa). Padahal kedua tanaman ini diketahui punya efek menurunkan kadar gula darah. Walhasil, bukannya sembuh, pasien justru mengalami hipoglikemia berat. Efek ini di yakini timbul karena kerja sinergi dari obat antidiabetes dari dokter, di tambah efek hipoglikemia dari sambiloto dan brotowali.
Kasus tadi hanya salah satu contoh dari banyak kasus lain yang tidak sempat terdokumentasi. Efek buruk lain misalnya timbulnya pendarahan atau hipotensi berat selama minum obat tradisional tertentu. Ini semua membuktikan kalau jamu pun bisa menimbulkan efek buruk jika diminum tanpa hati-hati. Efek buruk ini sulit diperkirakan karena dokter pun tidak tahu mekanisme kerja obat tradisional di dalam tubuh.
Ini memang salah satu kekurangan obat tradisional. Berbeda dengna obat-obat modern yang cara kerjanya diketahui jelas. Kita bisa membandingkan antara sari kumis kucing dan kaptopril atau HCT. Baik kaptopril atau HCT punya berjibun data penelitian yang menunjukkan mekanisme kerjanya. Kaptopril diketahui bekerja menurunkan tekanan darah dengan cara memperlebar dan memperlentur pembuluh darah, sedangkan HCT menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi volume cairan di dalam pembuluh darah. Cara kerja kedua obat ini telah diketahui jelas. Nah, pada kumis kucing, mekanisme kerjanya mesih sebatas dugaan.
Para peneliti belum bisa memastikan cara kerjanya karena kandungan obat tradisional jauh lebih kompleks dari pada obat modern. Sebagai gambaran, dalam sehelai daun kumis kucing terdapat puluhan hingga ratusan macam senyawa fitokimia (fito : tumbuhan). Begitu pula di dalam buah pace, pare, mahkota dewa, buah merah, dan sebagainya. Lain dibuah, beda di akar. Sebagian besar senyawa fitokimia ini tidak diketahui strukturnya. Apalagi mekanisme kerjanya, semuanya masih gaib.

ISINYA BERMACAM-MACAM
Menurut Hedi, penelitian obat tradisional hingga sekarang kebanyakan masih dalam tahap farmakodinamika. Maksudnya, para peneliti hanya menguji ada tidaknya efek tertentu pada hewan coba, misalnya, apakah memang benar ekstrak buah mahkota dewa mempunyai efek menurunkan kadar gula darah pada binatang coba.
Karena itu, penelitian itu belum bisa pertanyaan lebih lanjut, senyawa apa yang punya efek menurunkan kadar gula darah, bagaimana strukturnya, dan bagaimana mekanisme kerjanya. Semua masih samar-samar.
Kebanyakan penelitian masih berhenti sampai disini, itu terjadi pada semua tanaman obat. Para peneliti baru bisa membuktikan bahwa ekstrak buah pace memang bisa menurunkan tekanan darah. Tapi mereka hanya bisa menduga-duga cara kerjanya di dalam tubuh. Masih wallahu a’lam.
Bahkan sediaan fitofarmaka yang layak diresepkan dokter pun masih belum jelas betul mekanisme kerjanya. Kandungan aktifnya masih sebatas dugaan. Mekanisme kerjanya juga masih kira-kira, kalaupun para peneliti mengetahui kandungan fitokimianya, kebanyakan masih sebatas golongan umum. Misalnya alkaloid, flavonoid, antioksidan, minyak atisiri, asam amino, dan sejenisnya. Nama-nama ini bukanlah nama sebuah senyawa fitokimia tertentu, tapi nama golongannya. Jika di analogikan dengan orang Indonesia, nama-nama itu nama suku, bukan nama orang, “Alkaloid itu jenisnya sangat banyak. Flavonoid juga begitu, “ ujar Hedi.
Jika suatu tanaman mengandung alkaloid, tidak berarti ia pasti berkhasiat sebagai obat diabetes atau hipertensi. Begitu pula, jika suatu tanaman mengandung antioksidan atau flavonoid, tidak otomatis ia punya efek antikanker. Sama persis seperti logika kita sehari-hari. Orang Madura tidak otomatis berprofesi sebagai penjual sate, Orang Padang tidak mesti punya warung nasi padang.

CONTOH ADA !
Kompleksitas kandungan fitokimia ini di satu sisi memang menimbulkan masalah bagi peneliti, tapi di sisi lain, hal ini justru menjadi rahasia yang menantang, jika dokter mengatakan belum ada buktinya itu sama sekali tidak berarti tanaman tersebut tidak berkhasiat. Bisa saja berkhasiat. Cuma masalahnya, belum ada penelitian yang mendukung.
Buktinya melimpah. Banyak obat modern yang awalnya obat tradisional, kita bisa menyebut contoh vinkristin, vinblastin, digitalis, artemisin, morfin, kodein, dan masih banyak lagi, semua nama ini contoh senyawa tunggal yang masuk kategori obat modern.
Vinkristin dan vinblastin, dua senyawa antikanker, diisolasi dari tapak dara (Vinca rosea). Digitalis, obat jantung, berasal dari tanaman Digitalis purpurea. Artemisin, obat antimalaria, berasal dari tanaman Atemisia annua. Morfin, obat penekan system syaraf pusat yang sering di salah gunakan itu, berasal dari tanaman opium (Papaver somniverum). Dari morfin, para ilmuwan lalu mengembangkan kodein yang biasa dipakai sebagai obat batuk. Semua contoh ini membuktikan, tanaman obat punya potensi menghasilkan senyawa tunggal untuk obat modern.
Dalam pandangan Hedi, salah satu kendala penelitian obat tradisional adalah masalah waktu dan biaya. Agar jamu bisa naik kelas menjadi obat modern yang diketahui mekaisme kerjanya, penelitiannya membutuhkan waktu hingga 20-an tahun.
“Biayanya gak kebayang, deh,” ucap Hedi sambil geleng-geleng kepala. Lebih susah lagi, para peneliti sejauh ini biasanya bekerja sendiri-sendiri, tidak focus meneliti suatu tanaman tertentu mulai dari A sampai Z, “jadi kalau sekarang kita ditanya bagaimana mekanisme kerjanya, itu masih jauh,” tandasnya, masih dengan geleng-geleng kepala.
Artinya, kita tak perlu tergesa-gesa menyimpulkan bahwa tanaman anu pasti punya khasiat anu. Di lain pihak, kita juga tidak boleh meremehkan dan menganggap bahwa khasiat tanaman obat hanya mitos belaka. Semua harus dipandang secara rasional dan objektif. Bisa saja suatu saat nanti kita berhasil mengisolasi obat antihepatitis dari meniran atau temulawak. Siapa tahu nanti kita bisa menemukan obat antikanker dari buah mahkota dewa, atau obat anti-HIV dari buah merah.
Kita boleh berharap ‘kan?. ■


Sumber : Intisari / Agustus 2006 No. 517

Antioksidan, Senyawa Ajaib Penangkal Penuaan Dini

Antioksidan, zat yang dalam kadar rendah mampu menghambat laju oksidasi molekuler target, sering disebut sebagai senyawa ajaib karena dapat menangkal penuaan dini dan beragam penyakit yang menyertainya. Senyawa yang bersemayam dalam buah, sayur, ikan, rempah-rempah dan biji-bijian ini dapat menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal bebas dalam tubuh yang diyakini sebagai dalang penuaan dini. Menjadi tua adalah suatu proses alami yang tak dapat dihindarkan dan berlangsung secara terus-menerus yang ditandai pada perubahan sel-sel tubuh. Di usia memasuki 40-an tahun, seseorang akan mengalami ini secara nyata. Kulit mulai tampak berkeriput dan kering sebab produksi kelenjar keringat kulit mulai menurun. Kemudian, diikuti proses pigmentasi kulit makin meningkat dan rambut mulai menampakkan uban. Gejala negatif lainnya adalah stres, penyakit jantung, katarak dan perubahan kejiwaan yang makin merosot. Penyakit jantung akan makin cepat bersemayam dalam tubuh jika seseorang kerap mengalami kondisi stres yang akan merangsang peningkatan kolesterol darah khususnya LDL sehingga akan lebih berisiko terhadap penyakit jantung koroner. Sementara itu, gejala perubahan kejiwaan yang tampak dalam proses penuaan adalah pikun alias cepat lupa terhadap apa yang baru saja dilakukan, seperti tempat meletakkan kunci mobil, tas, jam tangan dan lain-lain. Gejala lainnya adalah sulit membedakan dan mengingat sesuatu seperti nama orang, tempat, dan ruang.Satu hal lagi yang acap ditakuti dan dihindari adalah proses penuaan pada kulit. Setiap orang berusaha agar kulitnya tetap bersih, kencang dan tidak keriput. Para ahli kesehatan memberikan tip sehat untuk mencegah penuaan dini, antara lain, memelihara kesehatan secara baik, menghindari terpaan sinar matahari secara langsung ke kulit, membersihkan kulit dari debu dan kotoran, menghindari makanan berlemak berlebihan dan berpengawet serta mengonsumsi vitamin yang memiliki aktivitas antioksidan.Radikal Bebas Tip sehat ini berhubungan erat dengan sifat kulit dan anggota tubuh lainnya yang rentan terhadap pengaruh lingkungan yang amat merugikan, seperti sinar ultra violet dari matahari, polusi udara seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok dan bahan-bahan beracun lainnya. Jenis makanan tertentu seperti fast food (cepat saji) dan makanan kemasan atau kaleng juga ditengarai berpotensi meninggalkan racun dalam tubuh karena makanan ini berlimpah lemak dan mengandung pengawet. Padahal untuk zaman sekarang, kebiasaan makan makanan berlemak tinggi menjadi sesuatu yang sulit dihindari karena perubahan pola hidup masyarakat di perkotaan.Mengapa tubuh kita rentan terhadap berbagai jenis polutan, makanan berlemak dan berpengawet? Para ahli pangan, gizi dan kesehatan menyebutkan polusi udara dan makanan berlemak dapat menjadi sumber radikal bebas dalam tubuh. Yaitu suatu molekul atau atom apa saja yang sangat tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elektron yang tak berpasangan. Radikal bebas ini berbahaya karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya. Jika radikal bebas sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Selanjutnya akan menyerang sel-sel tubuh kita sehingga terjadilah kerusakan jaringan yang akan mempercepat proses penuaan. Semua sel dalam tubuh, mempunyai enzim yang dapat menangkal serangan radikal bebas. Enzim SOD (Superoxide dismutase) dan glutation proksidase dapat menjadi contoh. SOD akan menjinakkan senyawa oksigen reaktif seperti superoksida anion (O-2) radikal menjadi hidrogen peroksida (H2O2), selanjutnya glutation perksidase mengubahnya menjadi air. Namun dengan meningkatnya usia terjadilah penurunan jumlah kedua enzim ini dalam tubuh, sehingga radikal bebas tidak dapat sepenuhnya dimusnahkan. Belum lagi radikal bebas dari luar yang menyusup masuk ke dalam tubuh akan mempersulit tubuh untuk mengatasi gempuran radikal bebas.

Sumber Antioksidan

Hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa buah-buahan, sayuran dan biji-bijian adalah sumber antioksidan yang baik dan bisa meredam reaksi berantai radikal bebas dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat menekan proses penuaan dini. Tomat mengandung likopene, yakni antioksidan yang ampuh menghentikan radikal bebas sehingga tak berkeliaran mencari asam lemak tak jenuh dalam sel. Hal yang sama dilakukan lutein dan zeasantin yang terdapat pada bayam, diketahui amat aktif mencegah reaksi oksidasi lipid pada membran sel lensa (mata) sehingga kita dapat terhindar dari katarak. Sedangkan antioksidan vitamin seperti vitamin C, E dan betakarotenoid akan menstabilkan membran sel lensa dan mempertahankan konsentrasi glutation tereduksi dalam lensa.American Heart Association (AHA) dalam petunjuk ilmiahnya yang dimuat dalam Journal of the American Heart Association edisi Februari 1999, mengatakan bukti-bukti yang ada sekarang tidak cukup kuat menjadi dasar merekomendasikan suplemen vitamin antioksidan untuk masyarakat umum. Namun, di sisi lain AHA terus merekomendasikan agar masyarakat meningkatkan konsumsi makanan kaya antioksidan seperti sayuran, buah dan kacang-kacangan. Hal yang sama juga dilakukan Institut Kanker Nasional AS, terus mengampanyekan agar masyarakat mengonsumsi 5 kali atau lebih buah atau sayur dalam sehari. Data ilmiah menyebutkan, individu yang rajin mengonsumsi buah dan sayur memiliki peluang untuk awet muda dan terhindar dari penyakit yang terkait dengan penuaan seperti kanker dan pernapasan. Langkah sehat lainnya adalah mengurangi asupan jumlah kalori yang berasal dari karbohidrat dan lemak. Kalori dapat mempercepat penuaan dini karena untuk mengubahnya menjadi energi diperlukan lebih banyak oksigen. Namun, di lain pihak oksigen memicu banyak radikal bebas yang bersumber dari senyawa reaktif oksigen, yang kemudian menyerang sel-sel dan akhirnya mempercepat proses penuaan.

Herbal Bagi Diabetes

Tahukah Anda, jumlah penderita diabetes melitus (kencing manis) di Indonesia ternyata menduduki peringkat keempat dunia? Bahkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan angka penderita diabetes ini selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Memang belum diketahui data akurat mengenai jumlah penderita diabetes di Indonesia. Namun, saat ini diperkirakan 2,5 persen penduduk Indonesia menderita diabetes. Mengapa sampai demikian besar? Prof Dr Sumali Wiryowidagdo, Apt, Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alam UI, menjelaskan bahwa tingginya penderita diabetes di Indonesia sangat erat kaitannya dengan pola makan yang dianut mayoritas orang Indonesia. "Orang Indonesia cenderung mengkonsumsi karbohidrat secara berlebihan tanpa diimbangi konsumsi lemak dan protein," katanya. Padahal asupan karbohidrat yang berlebihan memicu tingginya gula darah dalam tubuh, mengingat gula darah merupakan hasil metabolisme dari karbohidrat. Sumali menjelaskan bahwa diabetes melitus merupakan penyakit kronik (menahun) yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah. Penyakit ini disebabkan oleh adanya gangguan pada hormon insulin yang berfungsi mentransfer glukosa (gula) dari dalam darah ke dalam sel secara tidak optimal. Penyakit diabetes melitus ini, kata dia, bersifat sistemik sehingga perlu ditangani dengan serius. Kalau tidak, dapat menyebabkan komplikasi berupa gangguan ginjal, kebutaan, amputasi, dan penyakit jantung. Langkah penting pertama adalah melakukan diagnosis sedini mungkin dan mengupayakan penanganan secara terpadu. Penderita diabetes wajib menjalani pola hidup sehat, seperti tidak merokok, olahraga, pola diet yang baik, disertai pemeriksaan gula darah secara berkala. Jangan lupa, segera melakukan pengobatan. Inti pengobatannya, tak lain berupaya menormalkan kadar gula darah untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi. Ia menyebutkan bahwa saat ini dunia kedokteran berkembang sangat maju. Banyak obat-obatan yang direkomendasikan untuk mengatasi penyakit ini. Namun, jangan lupa, kata Sumali, alam di sekitar kita menyajikan banyak tanaman obat-obatan yang berguna dan sangat mudah didapat. Sebagai pengobatan alternatif, penderita bisa memanfaatkan sejumlah tanaman obat yang menurut penelitian dapat dipertanggungjawabkan. "Jadi tak mesti dengan obat-obatan sintesis dari dokter. Bisa juga memanfaatkan berbagai jenis tanaman obat yang tentunya jauh lebih murah," katanya. Tanaman obat atau sering disebut sebagai tanaman herbal, menurut Sumali, memiliki kelebihan dibanding obat-obatan sintesis, di antaranya dapat digunakan dalam waktu lama tanpa efek samping. Ia menyebutkan bahwa ada beberapa tanaman obat yang dipercaya berkhasiat untuk diabetes, seperti pare, mengkudu, Gymnema sylvestre, dan daun teh. "Masing-masing tanaman memiliki mekanisme kerja berbeda-beda dalam menurunkan kadar gula darah," ujarnya. Daun teh, misalnya, mengandung zat xantin dan polifenol yang berkhasiat mengatur kadar insulin dalam darah. Polifenol pada teh mampu meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. "Bagi orang awam teh dianggap berbahaya bagi jantung karena mengandung kafein. Tapi sebenarnya kadar kafein dalam teh rendah dan hanya bersifat menstimulasi jantung saja, tidak seperti kopi." Bagaimana dengan pare yang rasanya pahit itu? Ternyata zat charantin dan polypeptide-P insulin pada pare mampu merangsang sel beta pankreas untuk mensekresi insulin serta bersifat insulinomimetik atau memiliki sifat yang menyerupai insulin. Sementara itu, mengkudu yang sudah terkenal sebagai obat ternyata berkhasiat memperbaiki sel beta pankreas yang rusak dan membantu memperbaiki reseptor insulin yang tidak berfungsi dengan baik. Semua itu berkat zat proxeronine yang dikandungnya. Yang tak kalah berkhasiat adalah gymnema sylvestre. Asam gymnemic pada daun tanaman ini dapat meningkatkan sekresi insulin pada sel beta pankreas. "Selain itu, tanaman ini juga bekerja dengan mencegah penyerapan glukosa pada usus," ucapnya. Keempat tanaman obat itu, menurut guru besar farmasi Fakultas MIPA Universitas Indonesia ini, bila digabungkan akan lebih memberikan manfaat bagi pengobatan diabetes melitus. "Satu sama lain saling mendukung sehingga menimbulkan efek yang baik bagi tubuh," katanya. Selain itu, ia menegaskan bahwa tanaman herbal tetap bisa digunakan bersama-sama dengan penggunaan obat sintetis. Hanya, penggunaannya sebaiknya diberi selang waktu beberapa jam setelah menelan obat dokter. "Yang terpenting, lakukan monitoring kadar gula darah setiap hari. Jangan sampai justru terjadi gula darah rendah."

Sumber : Koran Tempo, 21 Januari 2005

Seribu Manfaat Kacang Hijau

Sebagai makanan, tanaman yang diperkirakan berasal dari India ini menghasilkan berbagai masakan. Mulai dari aneka panganan kecil, bubur sampai kolak. Namun selain rasanya yang gurih dan lezat, kacang hijau dan kecambahnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Nutrisi Penting
Kacang hijau atau Phaseolus Aureus berasal dari Famili Leguminoseae alias polong-polongan. Kandungan proteinnya cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain; kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan tubuh. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh, sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki masalah kelebihan berat badan.
Protein Tinggi
Kacang hijau mengandung protein tinggi, sebanyak 24%. Dalam menu masyarakat sehari-hari, kacang-kacangan adalah alternatif sumber protein nabati terbaik. Secara tradisi, ibu-ibu hamil sering dianjurkan mengkonsumsi kacang hijau agar bayi yang dilahirkan mempunyai rambut lebat. Pertumbuhan sel-sel tubuh termasuk sel rambut memerlukan gizi yang baik terutama protein, dan karena kacang hijau kaya akan protein maka keinginan untuk mempunyai bayi berambut tebal akan terwujud.
Kalsium Dan Fosfor
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang.
Lemak Rendah
Sangat baik bagi orang yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah tengik. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Vitamin B1 (tiamin)
Untuk pertumbuhan. Pada awalnya vitamin B1 dikenal sebagai anti beri-beri. Selanjutnya dibuktikan bahwa vitamin B1 juga bermanfaat untuk membantu proses pertumbuhan. Defisiensi vitamin B1 dapat mengganggu proses pencernaan makanan dan selanjutnya dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan. Dengan meningkatkan asupan bahan makanan yang banyak mengandung vitamin B1, seperti kacang hijau, hambatan pertumbuhanpun dapat diperbaiki.
- Meningkatkan Nafsu Makan Dan Memperbaiki Saluran Pencernaan
Secara tak langsung peran ini sangat berkaitan dengan efek perbaikan pertumbuhan badan. Penelitian mengungkapkan bahwa defisiensi vitamin B1 menyebabkan waktu pengosongan lambung dan usus dua kali lebih lambat yang mengindikasikan sulitnya proses pencernaan makanan yang terjadi sehingga kemungkinan makanan tersebut tidak dapat diserap dengan baik.
- Sumber Energi
Vitamin B1 adalah bagian dari koenzim yang berperan penting dalam oksidasi karbohidrat untuk diubah menjadi energi. Tanpa kehadiran vitamin B1 tubuh akan mengalami kesulitan dalam memecah karbohidrat.
- Memaksimalkan Kerja Syaraf
Tanda-tanda pertama orang yang kekurangan vitamin B1 adalah penurunan kerja syaraf. Kegiatan syaraf terganggu karena oksidasi karbohidrat terhambat. Penelitian pada sekelompok orang yang makanannya kurang cukup mengandung vitamin B1 dalam waktu singkat muncul gejala-gejala mudah tersinggung, tidak mampu memusatkan pikiran dan kurang bersemangat. Hal ini mirip dengan tanda-tanda orang stress.
Vitamin B2 (riboflavin)
- Membantu Penyerapan Protein Di Dalam Tubuh
Salah satu teori menyebutkan bahwa vitamin B2 dapat membantu penyerapan protein di dalam tubuh. Kehadiran vitamin B2 akan meningkatkan pemanfaatan protein sehingga penyerapannya menjadi lebih efisien.
Tidak kalah dengan kacangnya, kecambahnya juga memiliki manfaat seperti:
- Antioksidan yang terkandung di dalamnya dapat membantu memperlambat proses penuaan dan mencegah penyebaran sel kanker.- Kandungan vitamin E-nya membantu meningkatkan kesuburan.- Sangat baik untuk menjaga keasaman lambung dan memperlancar pencernaan karena bersifat alkalis (basa).- Untuk kecantikan, yaitu membantu meremajakan dan menghaluskan kulit, menghilangkan noda-noda hitam pada wajah, menyembuhkan jerawat, menyuburkan rambut dan melangsingkan tubuh.

Herbal Untuk Kanker

Berbagai jenis makanan ternyata terbukti mengandung zat-zat antikanker. Bahkan tumis campuran brokoli, sawi, kembang kol, wortel, tomat, dan daging ikan amat kaya dengan unsur antioksidan.
Sampai detik ini penyakit kanker menjadi ancaman, sementara obat spesifik untuk menghentikan perkembangan sel kanker belum juga ditemukan. Toh upaya pencegahan terus diusahakan dengan terapi radiasi dan sitostatika.
Namun sebagian penderita lebih memilih terapi alternatif. Guna menakar besarnya manfaat dan risiko terapi alternatif, sangat diperlukan pemahaman tentang cara kerja terapi alternatif, termasuk penggunaan suplemen makanan (senyawa antioksidan serta vitamin mineral) dan preparat herbal yang dapat bekerja melawan kanker.
Berbagai senyawa tertentu seperti alil sulfida dalam bawang putih, kurkumin dalam kunyit, isoflavon dalam kedelai, likofen dalam tomat, polifenol dalam teh hijau, revesratrol dalam kulit buah anggur merah, dan sulforafan dalam brokoli merupakan makanan pencegah kanker. Beberapa vitamin dan mineral juga merupakan antioksidan yang sering dipromosikan untuk pencegahan kanker: beta-kerotin, vitamin C, E, dan selenium.
Untuk terapi herbal, ada bermacam tumbuhan yang berdasarkan pengalaman empiris, bisa melawan kanker. Di antaranya benalu (Dendrophtoe petandra), tapak dara (Catharanthus roseus), meniran (Phyllanthus niruri L), kunir putih (Kaempferia rotunda L), tangguh (Pettiveria alliacea) dan jamur maitake (Grifola frondosa).
Kanker akan muncul bila DNA sel normal mengalami kerusakan sehingga menyebabkan mutasi genetik. Kalau ini tidak segera dikoreksi, perbanyakan sel yang DNA-nya rusak tersebut potensial menghasilkan sel kanker. Padahal perbanyakan sel dimaksudkan untuk pemulihan sel-sel yang aus atau rusak.
Dari sisi ilmu gizi, dua unsur yang dapat merusak DNA sel normal adalah radikal bebas dan karsinogen. Radikal bebas dapat dihasilkan lewat metabolisme tubuh atau dari lingkungan di sekeliling kita (gas buangan pabrik dan kendaraan, asap rokok, zat-zat kimia seperti insektisida, zat kimia atau bahan aditif dalam makanan). Untunglah radikal bebas dapat diikat dan dinetralkan oleh beberapa senyawa, vitamin dan mineral yang bersifat antioksidan.
Adapun senyawa antioksidan yang menetralkan radikal bebas adalah polifenol (teh hijau), likofen (tomat), beta-karotin (wortel), serta beberapa senyawa lain dalam sayuran atau buah.
Khusus mengenai likofen dalam tomat, senyawa ini terikat kuat dengan serat buah tersebut. Untuk membebaskannya, tomat harus dimasak dahulu dengan sedikit minyak, mengingat sifat likofen yang mudah larut dalam minyak.
Penelitian Universitas Harvard terhadap 48.000 orang pada tahun 1995 menunjukkan, orang yang memakan 10 kali hidangan yang mengandung tomat per minggu akan turun risikonya terkena kanker prostat sampai hampir separuhnya. Vitamin C, E, dan selenium yang banyak terdapat dalam buah, sayuran, kecambah, serta biji-bijian juga merupakan antioksidan yang menetralkan radikal bebas.
Unsur kedua adalah zat karsinogen dalam makanan. Zat ini sebenarnya berasal dari prokarsinogen yang oleh enzim fase I dalam hati diubah menjadi karsinogen. Sementara itu, enzim fase II akan membuang residu produk enzim fase I, sehingga dapat menghambat pembentukan sel kanker. Jika enzim fase I bisa disebut enzim yang jahat, maka enzim fase II merupakan enzim yang baik.
Enzim fase I ternyata dapat dihambat oleh senyawa alil sulfida dalam bawang putih sehingga perubahan prokarsinogen menjadi karsinogen bisa dikurangi. Salah satu contoh karsinogen yang terkenal adalah senyawa nitrosamin yang dihasilkan pembakaran daging/ikan (misal sate hangus) dan minyak jelantah yang sudah berkali-kali dipakai. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang menghambat pembentukan nitrosamin dalam saluran cerna.
Sedangkan produksi enzim fase II dapat ditingkatkan oleh sulforafan yang banyak dijumpai dalam brokoli, kembang kol, dan sawi. Karena itu, menu sayuran yang terdiri atas brokoli, sawi, kembang kol, wortel, tomat, dan ikan ditumis sedikit minyak dan bawang putih merupakan salah satu menu pilihan yang kaya akan unsur antioksidan.
Menekan pertumbuhan sel kankerJika kerusakan DNA sel normal tidak juga berhasil dicegah oleh senyawa atau vitamin/mineral yang bersifat antioksidan, atau bila sudah telanjur terbentuk sel-sel kanker, tindakan yang bisa kita lakukan adalah menekan pertumbuhan sel kanker tersebut. Pertumbuhan sel kanker berlangsung cepat setelah sel tersebut mendapatkan asam lemak omega-6. Untuk mengurangi pengaruh asam lemak ini serta mengusirnya dari dalam sel kanker, asam lemak omega-3 yang banyak terdapat pada ikan laut dingin memiliki peranan penting. Asam lemak omega-3 yang juga dikenal dengan EPA (eicosapentanoic acid) atau gama-lenolenat, merupakan salah satu lemak esensial.
Beberapa jenis sel kanker juga dapat tumbuh dengan cepat bila dipicu oleh hormon estrogen manusia, seperti sel kanker pada payudara. Dalam hal ini isoflavon yang merupakan fitoestrogen dalam kedelai ternyata kompetitif dengan estrogen manusia. Sehingga konsumsi isoflavon kedelai akan membantu menghambat pertumbuhan kanker yang dipicu oleh estrogen manusia tersebut. Dari sini kita dapat memahami peranan tempe, tahu dan susu kedelai sebagai makanan pencegah pertumbuhan kanker.
Untuk menghambat metastase sel kanker, kita harus mengetahui cara sel tersebut menyebar. Ada dua cara sel kanker ber-metastase: melalui angiogenesis (pembentukan pembuluh darah yang baru) dan penghancuran kolagen yang merupakan kerangka sel normal. Dengan demikian metastase akan dapat dihambat bila angiogenesis dapat dicegah; sementara kolagen yang rusak bisa diperbaiki oleh tubuh sendiri dengan memanfaatkan makanan tertentu.
Untuk angiogenesis, sel kanker melepaskan growth factors. Produksi growth factors ternyata dapat dihambat oleh preparat inhibitor cox-2 yang mencakup resveratrol dalam kulit anggur merah, kurkumin dalam kunyit dan genestein dalam kedelai.
Perombakan kolagen oleh sel kanker terjadi dengan bantuan enzim kolagenase yang diproduksi sel kanker sendiri.
Preparat nutrisi yang dapat menghambat proses perombakan ini adalah vitamin C dan tulang rawan ikan hiu. Di samping ikut merangsang pembentukan interferon yang memerangi sel-sel kanker, vitamin C ternyata dapat memperbaiki kerusakan kolagen dengan membuat kolagen baru lewat hidroksilasi prolin. Barangkali peranan inilah yang melandasi pernyataan kontroversial dari seorang pemenang hadiah nobel dalam bidang kimia dan perdamaian, Linus Carl Pauling, mengenai terapi nutrisi kanker dengan megadosis vitamin C.
Bentuk nutrisi lainnya yang dapat membantu perbaikan kolagen adalah tulang rawan ikan hiu yang banyak disebut-sebut sebagai salah satu obat kanker. Memang tulang rawan ikan hiu merupakan sumber kolagen yang dapat memberikan bahan alami bagi sel-sel tubuh untuk sintetis kolagen.
Terapi herbalSenyawa flavonoid kuersetin dalam benalu diperkirakan bekerja sebagai inhibitor enzim isomerase DNA sel kanker (berperan dalam proses perbanyakan dan peningkatan keganasan kanker). Tapak dara diketahui pula memiliki dua senyawa golongan alkaloid vinka yang berkhasiat menghambat perbanyakan dan penyebaran sel kanker. Kedua senyawa tersebut adalah vinkristin dan vinblastin.
Selain itu tapak dara mengandung alkaloid cabtharanthin, yang mirip dengan senyawa dalam plasma sel kanker. Penyerapan senyawa ini ke dalam sel kanker diprakirakan akan mendesak dan melarutkan inti sel kanker tersebut.
Tanaman meniran dan kunir putih juga memiliki khasiat antikanker lewat kerja imunomodulator-nya. Ekstrak kedua tanaman ini pada percobaan mencit ternyata memperbanyak jumlah limfosit, meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker (natural killer) dan sintetis antibodi spesifik. Sifat-sifat di atas akan menguatkan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virus maupun sel kanker.
Daun tangguh juga diduga mempunyai khasiat penyembuh kanker karena diduga berasal dari senyawa mirip interferon yakni suatu antibodi alami terhadap virus dan sel kanker. Cara memberantas kanker dengan menghancurkan virus penyebab kanker yang dapat merusak DNA sel normal menjadi sel kanker. Daun tangguh ini katanya lebih berkhasiat untuk jenis kanker prostat, dubur, dan saluran napas.
Jamur maitake pun sebagai obat kanker telah diteliti lewat kombinasi ekstrak jamur dengan preparat sitostatika kepada sejumlah penderita kanker. Menurut Dr. Iwan T. Budiarso, peneliti pada Balitbang Depkes RI, maitake bukan hanya meringankan gejala kanker payudara, paru-paru dan hati, tetapi juga mengurangi akibat sampingan yang ditimbulkan oleh sitostatika. Senyawa plosakarida B 1-6 glukans dalam maitake diyakini berperan menghambat pertumbuhan serta penyebaran sel kanker lewat peningkatan efektivitas semua sel dalam sistem pertahanan tubuh di samping meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap sitostatika dan radiasi.





Sumber : Intisari
Tanggal : 19 Maret 2008

Bagaimana Bawang Putih Melawan Kanker?

Dalam masyarakat modern bawang putih (Allium sativum) dipercaya dapat mencegah serangan jantung, penggumpalan darah, menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah, kadar gula darah, mengurangi tukak lambung, penawar racun, pembunuh bakteri/jamur/parasit, pengikat radikal bebas, dan banyak lagi yang lain. Benarkah bumbu masakan sehari-hari ini dapat menyembuhkan kanker juga?
Berbagai studi memang menunjukkan kemampuan bawang putih dalam mencegah dan mengobati kanker, terutama yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya, seperti kanker prostat, perut, kolorektal (usus dan dubur), payudara, liver, kulit, dan paru-paru.
Zat-zat aktif dalam bawang putih antara lain vitamin A, B, C, kalsium, potasium, besi, karoten, dan selenium. Yang paling dominan dalam memerangi kanker adalah komponen allyl sulfur seperti diallyl sulfide, diallyl disulfide, diallyl trisulfide, S-allyl cysteine, S-allylmercaptocysteine, allicin, dan ajoene. Zat-zat tersebut mencegah pembentukan dan pengaktifan nitrosamin di dalam tubuh, juga memblokir aflatoxin, azoxymethane, benzo(a)pyrene, dan lain-lain, yang kesemuanya merupakan zat karsinogen (pemicu kanker).
Pada tahap berikutnya komponen-komponen tersebut dapat mencegah mutasi gen, menghambat proliferasi (pertumbuhan/pembelahan) sel-sel kanker, memperbaiki struktur DNA yang rusak, bahkan merangsang sel kanker untuk bunuh diri (apoptosis).
Di sisi lain bawang putih juga berperan sebagai antioksidan, mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dan membunuh kuman Helicobacter pylori yang dapat memicu berbagai macam kanker perut.

CARA MENGKONSUMSI

Sudah tentu kerja zat-zat aktif bawang putih itu tergantung pada banyak hal, misalnya tanah di mana bawang putih itu tumbuh (berpengaruh pada kadar zat-zat aktif bawang putih), komposisi zat makanan lain yang dikonsumsi bersamaan dengannya, juga cara mempersiapkan dan mengkonsumsi bawang putih itu sendiri. Kombinasi dengan selenium, asam lemak tertentu (misal asam linoleat), dan vitamin A, dapat meningkatkan kemampuan bawang putih untuk menghambat proliferasi dan meningkatkan apoptosis.
Tetapi perlu disadari bahwa proses pengolahan bawang putih dapat mematikan daya kerja zat-zat antikanker itu. Satu menit saja diproses dalam microwave, hilanglah khasiat bawang putih sebagai antikanker. Begitu juga kalau dipanaskan dalam proses pemasakan lain. Jadi bagaimana? Haruskah bawang putih itu ditelan mentah-mentah?
Ternyata sederhana saja. Hancurkan bawang putih (digeprak, diiris tipis, atau diuleg) kemudian biarkan selama 15 menit sebelum dimasak (digunakan sebagai bumbu masak). Dalam waktu 15 menit itu terjadi reaksi kimia yang mengaktifkan zat-zat antikanker golongan allyl sulfur di atas, yang tidak rusak walau dimasak. Tetapi kalau setelah dihancurkan langsung dimasak, reaksi kimia itu tidak terjadi, otomatis khasiat antikankernya hilang.
Kalau mau, bawang putih juga boleh dikonsumsi mentah. Tapi tetap saja harus dihancurkan dulu dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu bagaimana kalau bawang akan disajikan utuh, misalnya dalam acar? Cukup kupas kemudian potong sedikit ujung-ujungnya. Lumayan, masih memiliki khasiat antikanker walau tidak sebagus kalau dihancurkan.


POTENSI BAHAYA

Mudah sekali bukan, menggunakan bawang putih untuk pencegahan dan pengobatan kanker? Harganya murah dan mudah didapat pula. Tetapi waspadalah, bukan berarti bawang putih boleh dikonsumsi sembarangan. Jangan mengira bahwa semakin banyak mengkonsumsi bawang putih semakin baik hasilnya.
Dosis yang disarankan untuk konsumsi bawang putih adalah 4-5 gram bawang putih segar/hari (kira-kira 1-2 siung). Kalau terlalu banyak, selain menimbulkan bau tidak sedap pada nafas dan kulit, kadang menimbulkan alergi, gangguan pencernaan (muntah, diare, iritasi, produksi gas berlebihan), asma bronkial, dermatitis, mengurangi kadar protein dan kalsium dalam darah, juga mengurangi produksi sperma.
Terlalu banyak bawang putih meningkatkan resiko perdarahan karena kemampuannya dalam mencegah pembekuan darah. Karena itu pada penderita yang hendak atau baru saja menjalani pembedahan, konsumsi bawang putih sebaiknya dibatasi.
Bawang putih juga meningkatkan kerja enzim-enzim dalam hati untuk membuang racun dari dalam tubuh. Pada orang sehat kemampuan ini sangat bermanfaat, tetapi hati-hatilah, dia juga bisa membuang obat-obat yang Anda telan dan obat-obat kemoterapi . Pengobatan Anda menjadi sia-sia, bukan? Karena itu, kalau Anda ingin menambah konsumsi bawang putih atau menggunakan produk suplemennya, konsultasilah dulu dengan dokter.


sumber: http://www.indomedia.com/intisari/1999/oktober/terapi.htm

Terapi Nutrisi dan Herbal Untuk Kanker

Sampai detik ini penyakit kanker menjadi ancaman, sementara obat spesifik untuk menghentikan perkembangan sel kanker belum juga ditemukan. Toh upaya pencegahan terus diusahakan dengan terapi radiasi dan sitostatika.
Namun sebagian penderita lebih memilih terapi alternatif. Guna menakar besarnya manfaat dan risiko terapi alternatif, sangat diperlukan pemahaman tentang cara kerja terapi alternatif, termasuk penggunaan suplemen makanan (senyawa antioksidan serta vitamin mineral) dan preparat herbal yang dapat bekerja melawan kanker.
Berbagai jenis makanan ternyata terbukti mengandung zat-zat antikanker. Bahkan tumis campuran brokoli, sawi, kembang kol, wortel, tomat, dan daging ikan amat kaya dengan unsur antioksidan.
Berbagai senyawa tertentu seperti alil sulfida dalam bawang putih , kurkumin dalam kunyit, isoflavon dalam kedelai, likofen dalam tomat, polifenol dalam teh hijau, revesratrol dalam kulit buah anggur merah, dan sulforafan dalam brokoli merupakan makanan pencegah kanker. Beberapa vitamin dan mineral juga merupakan antioksidan yang sering dipromosikan untuk pencegahan kanker: beta-karoten, vitamin C, E, dan selenium.

Untuk terapi herbal, ada bermacam tumbuhan yang berdasarkan pengalaman empiris, bisa melawan kanker. Di antaranya benalu (Dendrophtoe petandra), tapak dara (Catharanthus roseus), meniran (Phyllanthus niruri L), kunir putih (Kaempferia rotunda L), tangguh (Pettiveria alliacea) dan jamur maitake (Grifola frondosa). Kanker akan muncul bila DNA sel normal mengalami kerusakansehingga menyebabkan mutasi genetik. Kalau ini tidak segera dikoreksi, perbanyakan sel yang DNA-nya rusak tersebut potensial menghasilkan sel kanker. Padahal perbanyakan sel dimaksudkan untuk pemulihan sel-sel yang aus atau rusak.
Dari sisi ilmu gizi, dua unsur yang dapat merusak DNA sel normal adalah radikal bebas dan karsinogen. Radikal bebas dapat dihasilkan lewat metabolisme tubuh atau dari lingkungan di sekeliling kita (gas buangan pabrik dan kendaraan, asap rokok, zat-zat kimia seperti insektisida, zat kimia atau bahan aditif dalam makanan). Untunglah radikal bebas dapat diikat dan dinetralkan oleh beberapa senyawa, vitamin dan mineral yang bersifat antioksidan.
Adapun senyawa antioksidan yang menetralkan radikal bebas adalah polifenol (teh hijau), likofen (tomat), beta-karotin (wortel), serta beberapa senyawa lain dalam sayuran atau buah.
Khusus mengenai likofen dalam tomat, senyawa ini terikat kuat dengan serat buah tersebut. Untuk membebaskannya, tomat harus dimasak dahulu dengan sedikit minyak, mengingat sifat likofen yang mudah larut dalam minyak.
Penelitian Universitas Harvard terhadap 48.000 orang pada tahun 1995 menunjukkan, orang yang memakan 10 kali hidangan yang mengandung tomat per minggu akan turun risikonya terkena kanker prostat sampai hampir separuhnya. Vitamin C, E, dan selenium yang banyak terdapat dalam buah, sayuran, kecambah, serta biji-bijian juga merupakan antioksidan yang menetralkan radikal bebas.
Unsur kedua adalah zat karsinogen dalam makanan. Zat ini sebenarnya berasal dari prokarsinogen yang oleh enzim fase I dalam hati diubah menjadi karsinogen. Sementara itu, enzim fase II akan membuang residu produk enzim fase I, sehingga dapat menghambat pembentukan sel kanker. Jika enzim fase I bisa disebut enzim yang jahat, maka enzim fase II merupakan enzim yang baik.
Enzim fase I ternyata dapat dihambat oleh senyawa alil sulfida dalam bawang putih sehingga perubahan prokarsinogen menjadi karsinogen bisa dikurangi. Salah satu contoh karsinogen yang terkenal adalah senyawa nitrosamin yang dihasilkan pembakaran daging/ikan (misal sate hangus) dan minyak jelantah yang sudah berkali-kali dipakai. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang menghambat pembentukan nitrosamin dalam saluran cerna.
Sedangkan produksi enzim fase II dapat ditingkatkan oleh sulforafan yang banyak dijumpai dalam brokoli, kembang kol, dan sawi. Karena itu, menu sayuran yang terdiri atas brokoli, sawi, kembang kol, wortel, tomat, dan ikan ditumis sedikit minyak dan bawang putih merupakan salah satu menu pilihan yang kaya akan unsur antioksidan.

MENEKAN PERTUMBUHAN SEL KANKER

Jika kerusakan DNA sel normal tidak juga berhasil dicegah oleh senyawa atau vitamin/mineral yang bersifat antioksidan, atau bila sudah telanjur terbentuk sel-sel kanker, tindakan yang bisa kita lakukan adalah menekan pertumbuhan sel kanker tersebut. Pertumbuhan sel kanker berlangsung cepat setelah sel tersebut mendapatkan asam lemak omega-6. Untuk mengurangi pengaruh asam lemak ini serta mengusirnya dari dalam sel kanker, asam lemak omega-3 yang banyak terdapat pada ikan laut dingin memiliki peranan penting. Asam lemak omega-3 yang juga dikenal dengan EPA (eicosapentanoic acid) atau gama-lenolenat, merupakan salah satu lemak esensial.
Beberapa jenis sel kanker juga dapat tumbuh dengan cepat bila dipicu oleh hormon estrogen manusia, seperti sel kanker pada payudara. Dalam hal ini isoflavon yang merupakan fitoestrogen dalam kedelai ternyata kompetitif dengan estrogen manusia. Sehingga konsumsi isoflavon kedelai akan membantu menghambat pertumbuhan kanker yang dipicu oleh estrogen manusia tersebut. Dari sini kita dapat memahami peranan tempe, tahu dan susu kedelai sebagai makanan pencegah pertumbuhan kanker.
Untuk menghambat metastase sel kanker, kita harus mengetahui cara sel tersebut menyebar. Ada dua cara sel kanker ber-metastase: melalui angiogenesis (pembentukan pembuluh darah yang baru) dan penghancuran kolagen yang merupakan kerangka sel normal. Dengan demikian metastase akan dapat dihambat bila angiogenesis dapat dicegah; sementara kolagen yang rusak bisa diperbaiki oleh tubuh sendiri dengan memanfaatkan makanan tertentu.
Untuk angiogenesis, sel kanker melepaskan growth factors. Produksi growth factors ternyata dapat dihambat oleh preparat inhibitor cox-2 yang mencakup resveratrol dalam kulit anggur merah, kurkumin dalam kunyit dan genestein dalam kedelai.
Perombakan kolagen oleh sel kanker terjadi dengan bantuan enzim kolagenase yang diproduksi sel kanker sendiri.
Preparat nutrisi yang dapat menghambat proses perombakan ini adalah vitamin C dan tulang rawan ikan hiu. Di samping ikut merangsang pembentukan interferon yang memerangi sel-sel kanker, vitamin C ternyata dapat memperbaiki kerusakan kolagen dengan membuat kolagen baru lewat hidroksilasi prolin. Barangkali peranan inilah yang melandasi pernyataan kontroversial dari seorang pemenang hadiah nobel dalam bidang kimia dan perdamaian, Linus Carl Pauling, mengenai terapi nutrisi kanker dengan megadosis vitamin C .
Bentuk nutrisi lainnya yang dapat membantu perbaikan kolagen adalah tulang rawan ikan hiu yang banyak disebut-sebut sebagai salah satu obat kanker. Memang tulang rawan ikan hiu merupakan sumber kolagen yang dapat memberikan bahan alami bagi sel-sel tubuh untuk sintetis kolagen.

TERAPI HERBAL

Senyawa flavonoid kuersetin dalam benalu diperkirakan bekerja sebagai inhibitor enzim isomerase DNA sel kanker (berperan dalam proses perbanyakan dan peningkatan keganasan kanker). Tapak dara diketahui pula memiliki dua senyawa golongan alkaloid vinka yang berkhasiat menghambat perbanyakan dan penyebaran sel kanker. Kedua senyawa tersebut adalah vinkristin dan vinblastin.
Selain itu tapak dara mengandung alkaloid catharanthin, yang mirip dengan senyawa dalam plasma sel kanker. Penyerapan senyawa ini ke dalam sel kanker diprakirakan akan mendesak dan melarutkan inti sel kanker tersebut.
Tanaman meniran dan kunir putih juga memiliki khasiat antikanker lewat kerja imunomodulator -nya. Ekstrak kedua tanaman ini pada percobaan mencit ternyata memperbanyak jumlah limfosit, meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker (natural killer) dan sintetis antibodi spesifik. Sifat-sifat di atas akan menguatkan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virus maupun sel kanker.
Daun tangguh juga diduga mempunyai khasiat penyembuh kanker karena diduga berasal dari senyawa mirip interferon yakni suatu antibodi alami terhadap virus dan sel kanker. Cara memberantas kanker dengan menghancurkan virus penyebab kanker yang dapat merusak DNA sel normal menjadi sel kanker. Daun tangguh ini katanya lebih berkhasiat untuk jenis kanker prostat, dubur, dan saluran napas.
Jamur maitake pun sebagai obat kanker telah diteliti lewat kombinasi ekstrak jamur dengan preparat sitostatika kepada sejumlah penderita kanker. Menurut Dr. Iwan T. Budiarso, peneliti pada Balitbang Depkes RI, maitake bukan hanya meringankan gejala kanker payudara, paru-paru dan hati, tetapi juga mengurangi akibat sampingan yang ditimbulkan oleh sitostatika. Senyawa plosakarida B 1-6 glukans dalam maitake diyakini berperan menghambat pertumbuhan serta penyebaran sel kanker lewat peningkatan efektivitas semua sel dalam sistem pertahanan tubuh di samping meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap sitostatika dan radiasi.

sumber: http://www.indomedia.com/intisari/1999/oktober/terapi.htm

7 Gaya Hidup Mencegah Sakit

Agar sehat, masyarakat butuh dua hal: pemerintah yang bijak dan tertib berpola hidup sehat. Untuk memahami pola hidup sehat, orang tak perlu menjadi dokter. Wawasan sehat diperoleh dari membaca, mendengar, dan menyaksikan uraian kesehatan. Berikut ini beberapa di antaranya.
Orang suka bilang, ''Saya tidak takut sakit karena saya punya uang untuk menyembuhkannya.'' Pikiran itu tidak sepenuhnya benar. Strategi yang bijak seyogianya bukanlah itu. Lalu bagaimana?
Tidak semua kesembuhan bisa dibeli dengan uang, selain tidak semua penyakit bisa sembuh tanpa menyisakan kecacatan atau kelemahan. Sikap kita terhadap ancaman penyakit, arifnya berikhtiar agar jangan sampai jatuh sakit dan itu masih mungkin kita lakukan.
Penyakit sendiri ada dua kelompok. Yang bisa dicegah dan sebetulnya tak perlu terjadi, dan kelompok penyakit yang harus diterima saja (kelainan gen, cacat bawaan), tetapi bisa dijinakkan. Tubuh seseorang bisa menghadapi keduanya sekaligus.
Ada cerita seorang miliarder rela menyerahkan separuh hartanya untuk mengembalikan kondisi jantungnya yang sudah telanjur sakit. Sayang, seluruh hartanya pun tak sanggup mereparasi penyakit jantungnya karena sudah rusak. Uang sebanyak apa pun tak mungkin memulihkannya. Dari situ kita belajar bahwa untuk sehat perlu investasi, bukan sekadar ongkos. Namun, seberapa pun besar ancaman penyakit, asal tahu caranya, tak perlu penyakit merongrong secara ekonomi, jasmani, maupun rohani. Cita-cita ideal itu, bukan mustahil bisa kita raih.
Semua penyakit yang bisa dicegah sesungguhnya tak perlu terjadi kalau kita mau berikhtiar. Namun, lebih separuh penyakit yang muncul sehari-hari adalah jenis yang sesungguhnya tak perlu terjadi. Hanya lantaran kita kurang memahami kiatnya, termasuk memahami nutrisi, mencegah infeksi, dan membiarkan lingkungan merusak tubuh, yang tak perlu terjadi itu ternyata merongrong kita.
Salah satu ikhtiar itu ialah sikap ketaatan menjalankan pola hidup sehat. Kiat sehat paling populer dilakukan dengan menjalani tujuh kebiasaan pribadi (Nadra B. Bellock dan Lester Breslow): (1) kebersihan pribadi (2) cukup tidur; (3) makan memadai; (4) tak lupa sarapan; (5) menjaga berat badan ideal; (6) teratur bergerak badan; (7) jauhi rokok.
1. Kebersihan Pribadi
Bahkan di negara maju pun soal mencuci tangan yang benar masih perlu ditata ulang. Mengapa? Karena dari cuci tangan yang tidak benar berpotensi melahirkan banyak masalah kesehatan. Tanpa membasuh tangan dengan benar, kita menjadi sakit yang sebetulnya tak perlu terjadi.
Tak cukup tersentuh air belaka, membasuh tangan yang benar perlu sabun. Kebanyakan kita, alih-alih membasuh tangan secara sehat, sering-sering menyentuh penganan atau langsung duduk di meja makan sebelum tangan terbasuh sempurna.
Bila tangan tak bersih, penyakit perut (faecal-oral) muncul. Termasuk terancam kasus SARS, flu burung, influenza (bisa jadi berasal dari jemari yang menyentuh tombol lift, pegangan pintu, gagang telepon, perabotan di tempat umum, uang, bersalaman). Jemari tangan perlu dibuat steril dari kemungkinan tercemar seperti itu.
Kuman dan virus dari mana-mana umumnya berasal dari luar memasuki tubuh lewat makanan-minuman, liang hidung (mengupil), mengigit jari, menyuap makanan tanpa sendok. Atau makanan dan minuman sendiri (jajanan, restoran, warung nasi) sudah tercemar bibit penyakit sejak awal lantaran pembuat atau penyajinya tidak higienis (rata-rata berasal dari makanan-minuman jajanan mentah, atau tidak panas).
Bibit penyakit juga bisa berasal dari pakaian, sepatu, sandal, rambut, setelah bepergian keluar rumah. Terlebih bila baru kembali dari tempat-tempat umum, pasar, rumah sakit, mal, kendaraan umum. Itu sebab penting membersihkan diri setiap kali habis bepergian. Menukar pakaian luar dan tidak membawanya ke kamar tidur.
Pulang dari bepergian biasakan sandal dan sepatu ditinggalkan di luar kamar, kalau perlu langsung menyiram rambut (jika tidak mau keramas) karena di bagian-bagian itulah segala bibit penyakit dari udara, lantai, kemungkinan sudah melekat.
Perlu membasuh tangan sampai lengan, dan permukaan kulit yang bersentuhan dengan apa saja selama di luar rumah, serta membasuh muka, termasuk membersihkan liang hidung dengan air sabun. Pada bagian-bagian itu kemungkinan bibit penyakit selama berada di luar rumah sudah menempel.
Dengan cara itu serangan flu jenis apa saja serta ancaman semua penyakit saluran pernapasan maupun pencernaan bisa digagalkan. Ongkos menyembuhkan flu atau mencret memang tak seberapa, tetapi aktivitas harian kita jadi terganggu. Itupun kalau tak sampai komplikasi ke paru-paru, sinusitis, congek, atau dehidrasi, sehingga harus masuk rumah sakit. Tak ada ampun bila SARS dan flu burung yang menyerang.
2. Cukup Tidur
Kebutuhan tidur rata-rata sekitar 7-8 jam. Bukan kuantitas semata, lebih mengejar kualitas tidur. Susah tidur atau tak bisa tidur merupakan bagian dari sejumlah penyakit. Bisa sebab penyakit fisik, lebih sering sebab penyakit jiwa. Namun, karena aktivitas pekerjaan atau mengabdi pada hiburan dan kepuasan diri (begadang nonton TV), orang cenderung menjadi kurang tidur.
Tidur bagian penting dari tubuh untuk memulihkan energi, selain mengganti bagian tubuh yang aus atau rusak. Bukan sekadar tidur malam, sekarang terungkap kalau orang juga butuh tidur siang. Studi mutakhir mengungkap itu. Selain menambah bugar, tidur siang bikin panjang umur juga.
Selain oleh penyakit, tidur menjadi tidak sehat juga bila alas tidur dan bantal tidak memenuhi standar kesehatan. Gangguan punggung, leher, sehingga bangun tidur tidak bugar, bisa gara-gara kasur tidur atau bantal yang sudah tak memenuhi syarat.
Untuk memperoleh tidur yang sehat, biasakan jam tidur yang terjadwal. Tubuh kita bisa disetel untuk semua jadwal kegiatan harian, sehingga tertib kerja mesinnya, termasuk jadwal bangun tidur, waktu makan, waktu jeda, dan aktivitas seks juga.
3. Makan Tiga Kali Sehari
Kesehatan kita ditentukan oleh apa yang kita makan juga. Bukan saja frekuensi, kecukupan tubuh akan semua zat gizi perlu terpenuhi porsinya. Semakin bervariasi menu harian, semakin memadai kecukupan zat gizi. Tubuh membutuhkan sekitar 40-an jenis zat gizi. Sebagian bersifat esensial atau tak bisa disediakan oleh tubuh, melainkan harus berasal dari makanan.
Kita butuh makan tiga kali sehari. Namun, bila pola makan harian kita bolak-balik hanya itu-itu saja lagi (monodiet), kecukupan tubuh akan semua zat gizi tidak terpenuhi.
Bukan pula porsi masing-masing zat gizi perlu tepat, kualitas menu juga ikut menentukan terpenuhi tidaknya kecukupan gizi tubuh kita. Bila menu harian tergolong ampas (junk food, menu siap saji), dan konsumsi itu berlangsung terus, lama-kelamaan tubuh akan kekurangan gizi.
Gejala orang modern kurang gizi terjadi sekarang ini. Itu maka produk suplemen makanan-minuman sehat semakin banjir ditawarkan. Kalau saja kita tak keliru memilih menu.
Selain asap rokok, menu yang salah bisa menjadi penyebab kanker terbesar. Menu yang bijak itu proporsional untuk masing-masing zat gizi yang tubuh butuhkan, dari bahan pilihan yang segar, tanpa pengawet, penyedap, pewarna, pemanis buatan (berbahaya), dan dikonsumsi tidak secara berlebihan.
Jadi tak cukup sekadar memenuhi nilai gizi saja bila menunya mengandung zat berbahaya. Apakah sayur mayur yang kita konsumsi tidak tercemar pestisida yang disemprotkan, sehingga orang perlu memilih tanaman organik yang bebas pestisida. Apakah di kulit buah yang kita gerogot tidak tersisa bahan kimia pengawet. Apa zat warna, penyedap, dan pengawetnya tidak berbahaya, dan dalam takaran yang diperkenankan?
Selain itu apakah menu kita diolah secara benar? Apa kita gemar makan acar, ikan asin, beras putih (sosoh), air yang mengandung nitrat tinggi, atau oncom, kacang-kacangan yang tercemar jamur pembuat aflatoxin?
Bahaya menu mewah karena berisi lemak tinggi, tepung, dan gula berlebihan, boros garam, tetapi rendah karbohidrat serta kurang serat, selain bahaya bumbu, penyedap, pengawet, dan pewarna, serta zat kimia berbahaya lainnya.
Menu mewah juga berasal dari menu olahan, buatan pabrik yang tampak lebih memikat, lezat, tetapi bertabiat jahat buat kesehatan. Menu restoran siap saji, cenderung menjadikan lemak sebagai sumber kalori.
Lebih separuh porsi kalori diberikan oleh lemak dalam menu harian orang modern. Padahal, sehatnya jumlah kalori terbesar diperoleh dari karbohidrat (nasi, ubi, jagung, ketela). Selain itu, menu restoran dan menu mewah umumnya cenderung bukan barang segar. Selain kelewat lama diolah, bahan bakunya sudah lama disimpan, diawetkan, dan rusak oleh proses pemanasan selama dimasak.
Sampai usia lanjut tubuh memang terus membutuhkan protein. Protein hewani maupun protein nabati. Oleh karena protein hewani yang berasal dari daging merah (sapi, kambing, babi) banyak lemaknya, protein lebih sehat diperoleh dari ikan (ayam, kelinci, kalkun yang tergolong daging putih). Ikan laut lebih baik dari ikan tawar, karena selain protein, minyak ikan omega-3 dan omega-6 dari laut dalam (deep sea) berkualitas sebagai antikolesterol juga.
Menu mewah cenderung memilih daging impor yang lebih mahal, meski tidak menyehatkan karena lebih banyak kandungan lemaknya. Dalam sehari, menu mewah rata-rata berisi seperlima ekor ayam potong atau daging yang setara, dan itu tidak menyehatkan.
Konsumsi gula orang modern cenderung terus meningkat, rata-rata 25 kg/kapita/tahun. Orang Amerika, Australia, dan Kuba bahkan mencapai 60 kg/kapita/tahun. Konsumsi gula berlebihan jelas tidak menyehatkan karena bikin kegemukan (obesitas), memperberat kencing manis dan penyakit metabolik lainnya yang tergolong sebagai ''penyakit peradaban'', yakni jantung, kanker, kelainan usus diverticulitis, maupun kanker perut.
Selain kelewat manis, menu mewah juga boros garam dapur. Rata-rata konsumsi garam dapur menu kita sepuluh kali lipat kebutuhan tubuh. Bisa jadi itu sebabnya kasus hipertensi meningkat di kalangan pemuja menu mewah, selain berbuntut kencing manis juga. Kita tahu kegemukan memicu munculnya diabetes, selain bangkitnya kanker payudara, prostat, atau usus.
Mengapa? Karena menu mewah (yang rata-rata diolah high refined diet) akan mengubah flora (kuman penghuni) usus, dan merusak zat-zat pencernaan, sehingga berubah menjadi pemicu kanker (karsinogenik). Hal yang sama terjadi bila kita sering sembelit.
Bila tinja berada lebih lama di dalam usus, bakteri usus berpeluang mengubah zat di sana menjadi karsinogenik. Kekurangan serat (fiber) dalam menu harian orang modern membuat rata-rata orang jadi sembelit dan tinggi angka kanker ususnya.
Menu berlemak tinggi juga mengubah komposisi bakteri usus, sehingga berubah menjadi zat karsinogenik sang pencetus kanker usus. Menu berlemak tinggi juga mengubah keseimbangan hormon seks di dalam tubuh, sehingga tubuh lebih sensitif terhadap cetusan kanker payudara.
Kita tahu, menu harian modern cenderung memakai campuran bahan kimia seperti formalin, pemanis buatan sakarin, aspartam, penyedap buatan, selain zar warna (tekstil rhodamine B), yang berefek buruk terhadap kesehatan. Efeknya mungkin tidak langsung nyata, melainkan karsinogenik bersifat kumulatif setelah sekian puluh tahun dikonsumsi.
Kesehatan kita ditentukan oleh isi meja makan keluarga, selain oleh kebiasaan jajan ata
u memilih menu restoran. Kasus penyakit peradaban dagu berlipat (double chin), gara-gara lebih doyan menu restoran ketimbang menu rumah. Sesungguhnya, semakin sederhana dan alami suatu menu, semakin harus dipilih karena menyehatkan.
4. Sarapan Seperti Menu Pangeran
Betul, sarapan mestinya lebih lengkap dari sekadar mengisi perut belaka.

Mengapa? Tubuh membutuhkan kelengkapan zat gizi agar kerja mesin tubuh seharian berlangsung optimal. Kekurangan protein, mineral, dan zat gizi esensial yang tubuh butuhkan dari sarapan, tak tergantikan oleh makan siang dan makan malam kalau sarapan seadanya.
Agar tubuh bugar, sarapan memang perlu lengkap dan memadai (menu seimbang). Kinerja harian akan rendah saja bila tidak sarapan atau sarapan ala kadarnya saja, termasuk prestasi anak di sekolah.
5. Menjaga Berat Badan Ideal
Berat badan dipertahankan agar senantiasa ideal. Parameter kelebihan atau kekurangan makan dilihat dari naik-turunnya berat badan. Untuk mengetahui berat badan ideal dapat dihitung dengan formula Body Mass Index. BMI = berat badan (Kg) dibagi tinggi badan (M). Indeksnya berkisar 22-25. Lebih dari 25 dinilai gemuk, dan kurang dari 20 dinilai kurus.
Seseorang akan menjadi gemuk kalau kelebihan kalori. Kelebihan kalori belum tentu berarti sudah kecukupan zat gizi bila menu tidak tergolong menu seimbang. Gemuk tetapi kurang gizi sering terjadi kini. Sudah disebut kalau kalori terbanyak dalam menu mewah diperoleh dari lemak (gorengan, gajih, santan), sedangkan dari menu tradisional diperoleh dari kelebihan makan nasi (ubi, ketela, jagung, sagu).
6. Bergerak Badan Teratur
Tidak perlu berolahraga khusus, cukup bergerak badan. Jalan kaki masih tergolong yang terbaik. Bukan jalan kaki santai, melainkan tergopoh-gopoh (brisk walking), dengan laju 100 meter/menit atau 6 km/jam, selama 40-50 menit, 5-6 kali seminggu. Atau kalau mau dihitung nilai aerobiknya, diukur dari denyut nadi. Dinilai cukup bila tercapai nilai 60-80 persen dari (220 umur), dengan memperhatikan kondisi, dan ada tidaknya penyakit (jantung, diabetes).
Olahraga dan bergerak badan tidak menyembuhkan pembuluh darah yang sudah telanjur berkarat lemak (aterosklerosis), calon penyumbat pipa pembuluh koroner atau otak. Proses karat lemak itu sudah berlangsung sejak usia muda, berpuluh-puluh tahun apabila lemak darah (profil lipid) dibiarkan tinggi (kolesterol, trigliserida).
7. Tidak Merokok
Asap rokok tergolong karsinogenik kuat. Orang modern berisiko kena kanker dari asap rokok dan menu mewah. Tidak ada cara mengurangi risiko terkena kanker dari rokok kecuali berhenti merokok. Tidak juga dengan memilih rokok jenis mild.
Buat jantung, asap rokok ikut merusak pembuluh darah jantung, penambah tinggi hipertensi, dan efek bagusnya hanya memberi rasa segar (stimulans otak). Merokok termasuk salah satu risiko terkena jantung koroner maupun stroke.
Perokok pasif sama berat, kalau bukan lebih berat dibanding perokok aktif. Perlu ditata ruang khusus merokok di setiap tempat-tempat umum. Kita juga tercemar ribuan zat dan gas di udara. Asap dan jelaga batu bara bila memasuk dengan campuran sulfur, asap mobil, gas CO, timah hitam (timbel), nikel, kadmium, berilium, selain ozon, dan hujan asam (akibat cemaran belerang).
Jadi, kalau saja ketaatan menjalani pola hidup sehat sudah tinggi sejak muda, dan sekarang pun belum terlambat memulainya, baik penyakit yang tak perlu terjadi maupun sekiranya membawa bakat terkena penyakit metabolik dan degeratif, tak perlu sampai menimpa diri kita. Bakat kencing manis dan darah tinggi mungkin tak perlu muncul. Begitu juga jika berbakat asam urat.
Dengan berpola hidup sehat sepanjang hayat, ada bonus umur lebih panjang dihadiahkan bagi hidup kita. Bukan saja tidak mati prematur dan bisa meraih umur yang lebih panjang, melainkan juga seperti cita-cita orang di negara maju kini, selain berumur panjang juga tetap sehat (healthy aging).

(Sumber: GHS; Wartawan: Dr. Handrawan Nadesul).

Buah Pala Bikin Tidur lebih Nyenyak

Kesulitan tidur nyenyak waktu malam pastilah menyiksa. Bagaimana mengatasi kondisi tersebut? Ternyata tidaklah sulit. Buah pala salah satu rempah yang ada di dapur, dapat membantu Anda tertidur pulas sepanjang malam. Siapa yang tidak mengenal buah pala? Pala merupakan salah satu tanaman rempah yang memiliki banyak manfaat. Selain sebagai bumbu masakan, buah pala juga berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Buah pala yang telah mendunia sejak ratusan tahun silam ini telah lama diyakini mampu mengatasi sulit tidur (insomnia). Orang Eropa memanfaatkan buah ini sebagai bahan campuran minuman penghangat badan, jadi tidak heran jika daerah tempat tumbuh pala ini selalu diperebutkan oleh penjajah waktu itu. Khasiat-khasiat yang dimiliki oleh suatu tanaman tidak lepas dari peran senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya. Demikian juga halnya dengan pala ini. Tanaman asli Maluku ini kaya sekali minyak siri.Pada buah, biji, daun dan kulit batangnya terdapat minyak yang mudah menguap. Buah, biji dan daun juga mengandung saponin, polifenol dan flavonoid. Buah pala terutama bijinya juga mengandung senyawa miristisin. Senyawa ini dapat memabukkan jika dikonsumsi berlebihan.Efek MerugikanDi Eropa, miristisin ini pada mulanya akan dimanfaatkan sebagai penghilang rasa sakit (analgesik). Namun rencana itu dibatalkan karena dianggap memiliki efek samping. Di antaranya pusing kepala, mual-mual dan kehilangan keseimbangan.Beberapa efek merugikan tersebut sebenarnya disebabkan adanya kandungan elemisin dalam biji pala. Elemisin tersebut bersama-sama dengan miristisin di dalam tubuh manusia akan diubah menjadi suatu senyawa yang mirip meskalin dan amfetamin. Kedua senyawa baru inilah yang menimbulkan efek pusing, mual-mual dan lainnya. Jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak senyawa ini akan membius. Menurut Dr. Setiawan Dalimartha, seorang ahli tanaman obat dalam sebuah majalah kesehatan mengatakan bahwa buah pala (Myristica fragrans houtt), memang dapat mengatasi sulit tidur (insomnia) serta cukup aman. Dokter ini menjelaskan bahwa bagian yang digunakan dalam mengatasi penyakit ini yaitu bagian daging buahnya saja.Menurut tim ahli majalah kesehatan tersebut, elemisin dan miristin yang memabukan banyak terdapat dalam bijinya. Sedangkan pada daging buahnya sangat sedikit. Jadi mengasup kedua senyawa ini dalam jumlah kecil akan memberikan khasiat yang menguntungkan bagi kesehatan.Selain sebagai bumbu masakan, pala juga membawa manfaat bagi kesehatan. Orang Jawa sering menggunakan buah tanaman ini untuk menyembuhkan sakit kepala. Sebagian masyarakat juga menggunakan buahnya sebagai obat kuat. Peredaran darah akan menjadi lancar dengan memakan buah pala ini.Di daerah tempat tumbuhnya buah pala, wanitanya kerap menggunakan buah pala untuk menyembuhkan anaknya yang pingsan atau kejang-kejang. Khasiat pengobatan dengan pala, di antaranya : dapat menghilangkan nyeri, perut mulas karena masuk angin, menghilangkan sulit tidur (insomnia), melancarkan darah yang kurang lancar, menyembuhkan sesak di lambung, dan lain- lainnya.


Sumber : Sriwijaya post, 25 Mei 2004

Kangkung "Selain Sebagai Penenang, juga Atasi Pendarahan"

Tidak hanya rasanya yang lezat bila ditumis. Daun dan akar kangkung, tanaman yang mudah kita jumpai di rawa-rawa itu, bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya mengurangi sakit bisul dan wasir. Bahkan bisa untuk keramas. Kangkung tergolong sayur yang sangat populer karena banyak peminatnya. Sayuran ini selalu hadir di restoran yang menyediakan makanan cina atau makanan laut dan disajikan dalam masakan tumis. Tanaman dari India yang menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, Cina Selatan, Australia, dan bagian negara Afrika ini disebut juga Swamp Cabbage, Water Convovulus, dan Water Spinach. Di Indonesia, kangkung mudah ditemui di daerah-daerah di Jawa, Papua, dan Aceh Besar. Jenis sayuran ini merupakan tanaman yang tumbuhnya relatif cepat. Dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih, kangkung sudah bisa dipanen. Sayuran bernama Latin lpomoea reptans ini terdiri dan dua varietas, kangkung darat yang sering disebut kangkung cina, dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Kangkung air berbunga putih kemerahan, sedangkan kangkung darat berbunga putih bersih. Dilihat dari bentuk daun dan batangnya, kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar daripada kangkung darat. Batang kangkung air berwarna hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijauan. Tanaman menjalar berbatang bulat, beruas, dan berlubang di tengahnya ini ternyata tidak hanya lezat saat disantap dalam bentuk tumis atau model masakan lain. Lebih dari itu tanaman ini sangat bermanfaat membantu menyembuhkan penyakit tertentu. Seorang pakar kesehatan dari Filipina, Herminia de Guzman Ladion, memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib Selain menyembuhkan penyakit seperti sembelit karena kandungan seratnya yang tinggi, juga bermanfaat mengatasi masalah seperti sulit tidur, mimisan, keracunan makanan, dan lain-lainnya Menurut Dr. R.A. Seno Sastroamidjojo, MD, nilai nutrisi 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam adalah air 91,2 gr, energi 28 kcal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0,87 gr. Kangkung juga memiliki kandungan mineral, vitamin A, B,C, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi. Karena berbagai kandungannya itulah, kangkung memiliki sifat sebagai antiracun, peluruh, perdarahan, diuretik (pelancar kencing), antiradang, dan sedatif (penenang/obat tidur), Sebab itu tidak heran bila kita mudah mengantuk setelah makan banyak dengan menu utama kangkung. Sifat-sifatnya inilah yang membuat kangkung memiliki khasiat antara lain mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit dan rasanya nyeri), mimisan, sulit tidur, dan wasir berdarah. Sebagai obat luar, kangkung bisa digunakan untuk mengobati bisul, kapalan, dan radang kulit bernanah.



Sumber : Tabloid Senior
No. 222/ 10-16 Oktober 2003

Sejuta Khasiat Delima

Buahnya bulat hampir sebesar jeruk. Berkulit keras, merah, kecokelatan atau agak ungu. Daging buahnya terdiri dari butiran-butiran merah. Rasanya manis-manis segar. Delima (punica granatum) adalah tanaman buah-buahan yang berasal dari Iran. Namun ia sudah menyebar di daerah Mediterania. Belakangan juga sudah mudah ditemukan di Asia Tenggara dan RRC bagian selatan. Tanaman ini mudah tumbuh di hampir semua iklim, namun menyebar di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Walaupun tak terlalu memilih, tapi delima bisa tumbuh subur di tanah gembur kering. Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah dan delima ungu. Namun yang paling dikenal sebagai pangan dan obat adalah delima merah. Sejak dulu, delima memang sudah dimanfaatkan sebagai penganan yang terkadang diolah menjadi minuman segar. Tak jarang pula diolah menjadi obat penyembuh berbagai penyakit.Konon, seluruh bagian tumbuhan delima ini bisa dimanfaatkan sebagai obat. Mulai dari kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji dan bunganya. Untuk penggunaan kulit akar, biasanya dikeringkan dahulu. Sementara pengolahan kulit buah bisa langsung dipakai segar atau setelah dikeringkan. Khasiat delima ini memang luar biasa banyak. Kulit buah digunakan untuk pengobatan sakit perut karena cacingan, buang air besar mengandung darah dan lendir (disentri), diare kronis, perdarahan seperti wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum, prolaps rektum, radang tenggorok, radang telinga, keputihan (leukorea) dan nyeri lambung. Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk cacingan, terutama cacing pita (taeniasis), batuk, diare. Bunga digunakan untuk penyembuhan radang gusi, perdarahan, bronkhitis. Nah, daging buahnya bisa juga dimanfaatkan sebagai penurun berat badan, cacingan, sariawan, tenggorokan sakit, suara parau, tekanan darah tinggi , sering kencing, rematik (artritis), perut kembung. Lalu biji-bijinya juga bisa dipakai sebagai obat penurun demam, batuk, keracunan dan cacingan.Berdasarkan penelitian, kulit akarnya yang banyak menyimpan senyawa-senyawa alkaloid, antara lain pelletierin. Senyawa ini berguna untuk pengobatan cacingan. Sementara tumbukan buah atau seduhannya berguna untuk menghentikan mencret atau disentri. Lantas, air rebusan bunganya bisa dijadikan alternatif pereda sakit gigi. Selain alkaloid, dalam kulit akar, kulit batang dan buah, terkandung zat penyamak. Zat ini berkhasiat untuk mengecilkan pori-pori, antiseptik dan hemostatik yang baik untuk keputihan. Begitupun, olahan buah delima sebagai jus membuktikan khasiat yang lainnya. Jus buah delima dipercaya mampu menangkal penyakit jantung dan meluruhkan penumpukan lemak. Percobaan sudah dilakukan pada tikus-tikus lab. Selain itu, delima mengandung antioksidan yang luar biasa tinggi. Karena itu, ia juga bisa dimanfaatkan untuk menangkis serangan radikal bebas. Segelas jus buah delima mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltosa, vitamin A dan C, mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium dan kalium) dan tanin. Pemanfaatan lain, karena kandungan alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang dan cacing kremi. Kulit buah dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare.Membuat jus delima sangat mudah. Tinggal belah dan ambil bagian biji yang dibungkus daging berselaput. Masukkan daging buah dan biji ini ke dalam juicer atau alat pembuat jus. Setelah itu saring dan jus delima segar siap diminum. Satu buah delima ukuran sedang bisa menghasilkan setengah gelas jus. Seandainya Anda ingin menyimpan jus untuk pemakaian jangka panjang, bisa disimpan dengan proses tertentu. Caranya, jus dibekukan dan disimpan dalam wadah kedap udara. Jus bisa disimpan di lemari pendingin dan bisa bertahan sampai beberapa minggu.



Sumber : Harian Global
Tanggal : 28 November 2006

Manfaatkan Daun Saga bila Sariawan

Body:Pernahkah Anda menderita sariawan? Hampir semua orang, baik tua, muda maupun anak-anak, pernah mengalaminya. Bila menderita sariawan, rasanya sungguh menyakitkan. Apalagi bila mulut harus mengunyah makanan pedas, sariawan akan makin terasa perih. Tak heran, orang yang mengalaminya menjadi pendiam dan pemurung. Sebab, jangankan untuk makan, untuk bicara saja sakit sekali.
Sariawan (stomatitis apthosa) adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, dan biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung. Jumlahnya bisa satu atau lebih. Yang diserang sariawan biasanya daerah mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta langit-langit dalam rongga mulut. Ini adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur pada mulut dan saluran kerongkongan.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab sariawan. Namun, dari beberapa kejadian yang sudah ada, banyak faktor pemicunya. Antara lain menurunnya sistem kekebalan (imun) tubuh, alergi yang disebabkan oleh kopi, cokelat, keju, kacang-kacangan, buah jeruk, dan kentang.
Selain itu, sariawan juga bisa diakibatkan oleh stres, virus (bakteri), luka pada mulut (tergores, tergigit atau lainnya), kurang nutrisi dan kesalahan penggunaan obat-obatan. Biasanya sariawan sering dialami oleh anak-anak mulai usia 10-19 tahun. Namun demikian, banyak orang dewasa sering juga mengalaminya.
Untuk mengatasinya ternyata tidak mudah. Bahkan, terkadang dibutuhkan waktu hingga berminggu-minggu untuk sembuh. Itu pun setelah menggunakan berbagai obat atau ramuan herbal.
Salah satu jenis tanaman (obat herbal) yang bermanfaat untuk mengobati atau mencegah sariawan adalah daun saga (Abrus precatorius L). ''Daun saga berkhasiat untuk mengobati sariawan,'' jelas Prof Dr Sumali Wiryowidagdo, Aptk, Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alami Universitas Indonesia kepada Republika.
Selain itu, saga juga digunakan sebagai antiparasit, antiradang, meredakan batuk dan panas dalam, serta berguna pula untuk melancarkan peredaran darah. Dari sejumlah penelitian yang dilakukan, saga mengandung abruslactone A, methyl abrusgenate, abrusgenic acid, dan vitamin C. Selain itu, tanaman ini mengandung kadar glycyrhizin (glisirisin).
Cara penggunaanUntuk mengusir sariawan, daun saga biasanya dipasangkan dengan daun sirih. Tujuannya supaya daya gempur terhadap sariawan semakin kuat. Walau demikian, daun saga saja juga diperbolehkan.
Sumali mengatakan, untuk mengobati sariawan, daun saga bisa dikunyah secara langsung. Apalagi, rasanya juga manis. Karena rasanya itu, kata Sumali, daun saga disebut juga dengan daun manis. ''Daun saga mengandung senyawa kimia antara 30-100 kali gula,'' ungkapnya.
Selain dengan dikunyah, daun saga bisa juga dibuat ramuan untuk berkumur-kumur. Caranya, beberapa lembar daun saga dibersihkan dengan menggunakan air, lalu dijemur selama beberapa menit agar kelihatan agak layu. Setelah dibersihkan, daun saga bisa dikunyah langsung sampai halus, lalu kumur-kumur.
Cara lainnya, kata Sumali, ambillah sekitar 10 gram daun saga segar yang telah dicuci bersih, kemudian rebus dengan setengah liter air (atau sekitar dua gelas) hingga matang. Kemudian ambil daun saga setelah air rebusan tersisa setengahnya. Bisa juga ditambahkan kayu manis, daun sirih, gula batu atau madu secukupnya. Air rebusan inilah yang digunakan untuk berkumur-kumur selama beberapa saat. ''Air rebusan itu bisa disaring, kemudian diminum juga bisa,'' terang Sumali.
Inilah Ciri-ciri Saga
Body:Daun saga, bagi masyarakat Indonesia, dikenal dengan banyak nama. Masyarakat Jawa menyebutnya saga telik/manis, di Aceh dinamakan thaga, saga areuy. Disebut juga saga leutik (Sunda), walipopo (Gorontalo), piling-piling (Bali), seugeu (Gayo), ailalu pacar (Ambon), saga buncik, saga ketek (Minangkabau), dan kaca (Bugis).
Saga (Abrus Precarotirs) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Daun saga sangat majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut saga manis). Saga memiliki buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengilat dan licin, waktu kecil suka dipakai buat mainan jadi mata boneka tanah liat. Biji Saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga.
Dari beberapa penelitian terungkap, daun tanaman merambat yang berbiji sebesar kacang kedelai berwarna merah berbintik hitam. Jenis tanaman obat yang masuk dalam daftar prioritas Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan terbanyak yang digunakan di dunia ini mengandung glisirisin dengan kadarnya tak kurang dari 15 persen.



Sumber : Republika
Tanggal : 18 Maret 2008

Wortel dan Alpukat Mampu Turunkan Kolesterol Jahat

Ada cara mudah untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah, yaitu mengkonsumsi jus wortel dan alpukat secara rutin. Pengalaman Wahyu Sampurna--manajer perusahaan garmen, bisa menjadi contoh. Resep yang diperolehnya dari seorang sinshe di daerah Daan Mogot, Jakarta itu terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darahnya hingga menjadi normal kembali.
Pria berusia 42 tahun itu menuturkan, ia membuat sendiri sediaan obatnya itu. Lima buah wortel ukuran sedang dicuci bersih, lalu diblender, kemudian diperas dan disaring. Air hasil saringnya diminum sekaligus. Selanjutnya, dua buah alpukat masak dimakannya sebagai buah, tanpa tambahan gula sedikitpun.
Wahyu melakukannya hampir setiap pagi selama satu bulan. Hasilnya pada pemeriksaan berkala yang dilakukan setiap akhir bulan menunjukkan kadar kolesterol totalnya 180 mg/dl dan trigliseridanya 170 mg/dl. Padahal sebelumnya, kadar kolesterol totalnya 270 mg/dl, sedang trigliserid 350 mg/dl.
Kolesterol adalah unsur penting dalam cairan empedu yang mampu mencernakan lemak dan dalam semua membran, terutama sel-sel di otak dan sel-sel saraf. Bila berlebihan, kolesterol menimbulkan kerusakan.
Kolesterol sendiri berasal dari lemak dari hewan, yang merupakan zat berguna untuk menjalankan fungsi tubuh. Lemak yang termakan terdiri atas lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak bersama karbohidrat di dalam tubuh akan diproses menjadi suatu senyawa yang disebut asetil koenzim-A. Dari asetil koenzim-A ini membentuk beberapa zat penting, seperti asam lemak, trigliserid, fosfolpid dan kolesterol.
Lemak di dalam darah terdiri atas beberapa jenis, yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga jenis pertama saling berikatan disebut lipid-protein atau lipoprotein. Lipoprotein dibagi menjadi lima bagian, yaitu kilomikron, very low density lippoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL).
Dari kelima jenis itu yang penting diketahui adalah LDL, yang sering disebut kolesterol jahat karena efeknya yang arterogenik (mudah melekat pada dinding pembuluh darah), sehingga menyebabkan penumpukan lemak. Sementara HDL adalah kolesterol baik yang memiliki efek antiarterogenik.
Dijelaskan dr Setiawan Dalimartha--Ketua II Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT), sejumlah tanaman obat terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol maupun trigliserid. Alpukat membantu proses stabilisasi plak yang sudah terbentuk, sehingga tak mudah pecah.
Karena alpukat mengandung asam folat, asam pantotenat, niasin, vitamin B1, B6, vitamin C dan E, fosfor, zat besi, kalium, magnesium, dan glutation. Alpukat juga kaya serat dan asam lemak tak jenuh tunggal. Kandungan ini mampu menurunkan kadar trigliserid dan kolesterol darah yang tinggi.
Sedangkan wortel juga mampu menghadang kaju kolesterol darah. Tanaman ini mengandung alkaloid, flavonoid, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, belerang, vitamin A, B, C dan D, juga betakaroten dan asam lemak tak jenuh ganda. Vitamin C pada tanaman ini berkhasiaat sebagai antioksidan yang melindungi kolesterol LDL dari proses oksidasi.
Lainnya belimbing manis, juga mengandung protein, lemak, kalsium, foffor, besi dan vitamin A, B dan C. Buah ini berkhasiat sebagai antiinflamasi, peluruh kencing (diuretik) dan peluruh air liur (sialagoga).
Lalu ada rumput laut yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol, selain juga mencegah pengerasan pembuluh darah, menormalkan tekanan darah, mencegah kanker, menurunkan berat badan, mengobati gondokan, dan menghaluskan kulit.
Obat herbal lainnya adalah jamur lingzhi juga banyak diresepkan untuk mencegah jantung koroner serta menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi.
Selain bebas efek samping, obat herbal juga murah. Berikut sejumlah resep yang ditawarkan Drs Sudharwadi Wiryodidagdo, dosen Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. Resep tersebut secara impiris secara turun-temurun sebagai penggelontor kolesterol.
Alpukat, gunakan 1/2 - 2 buah alpukat matang. Buah alpukat dimakan begitu saja sebagai buah, Lakukan setiap hari.
Wortel, ambil 5 buah wortel segar ukuran sedang. Setelah itu, wortel dicuci bersih, lalu diblender atau diparut, kemudian diperas dan disaring. Minum airnya sekaligus, lakukan setiap hari.
Jamur Lingzhi, gunakan 10 gram jamur lingzhi. Jamur lingzhi dipotong-otong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, airnya diminum sekaligus.
Rumput Laut, pergunakan 30 gram rumput laut kering yang kemudian menjadi bubuk. Masukkan ke dalam cangkir, lalu seduh dengan air mendidih. Minum air tersebut setiap hari.
Belimbing Manis. Ambil 2 buah belimbing manis besar. Buah belimbing dimakan setelah makan pagi dan makan malam, masing-masing 1 buah.
Asam, ambil 12 gram daun asam segar. Daun asam dicuci bersih, lalu didihkan dengan air 1 gelas selama 15 menit. Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.
Selain itu bisa menggunakan ba-wang merah segar sebanyak 20 gram. Bawang merah diiris tipis-tipis, dimakan bersama nasi. Lakukan 3 kali sehari dengan ukuran yang sama.
Bawang putih, gunakan 1-2 siung bawang putih. Bawang putih diiris tipis-tipis atau dipipiskan dan dibuat bulatan kecil. Lalu ditelan. Lakukan 2 kali sehari.
Temulawak, gunakan 3 jari rimpang temulawak segar. Rimpang temulawak dikupas kulitnya, lalu diparut, tambahkan 3/4 cangkir air panas dan biarkan mengendap. Setelah dingin, endapannya dibuang, airnya diminum. Lakukan setiap hari.
Masih ada bahan herbal lainnya, yaitu Buncis sebanyak 30 gram. Buncis segar itu dicuci bersih, lalu rebus. Setelah agak layu, buncis diangkat. Rebusan buncis ini dimakan bersama nasi.
Daun buah murbei sebanyak 10 gram. Daun dicuci, lalu direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, Setelah dingin, disaring dan diminum. Lakukan setiap hari.
Bisa juga menggunakan seledri sebanyak 30 gram. Akar seledri dicuci bersih, lalu direbus dengan 2 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air disaring, minum sekaligus.
Sirih. Ambil 15 lembar daun sirih segar yang telah dicuci bersih lalu direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air disaring dan diminum sekaligus. Lakukan setiap hari.


Sumber : Suara Karya
Tanggal : 16 April 2006

Ekstrak Meniran Optimalkan Kekebalan

SEBAGAI makhluk ciptaan Tuhan, manusia sudah dilengkapi berbagai sistem yang sempurna dan amat canggih yang memungkinkan mampu menjalankan berbagai aktivitas kehidupan secara optimal. Contohnya sistem pencernaan, peredaran darah, pernapasan, dan kekebalan.
Sistem kekebalan merupakan salah satu anugerah yang patut disyukuri karena berfungsi mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahan-bahan berbahaya, termasuk virus, bakteri, dan jamur.
Ada tiga macam fungsi sistem kekebalan.
(1) Pertahanan tubuh, yakni menangkal bahan-bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit. Jika sel-sel kekebalan atau imun yang bertugas sebagai pertahanan mendapat gangguan atau bekerja kurang baik, orang mudah sakit atau terkena infeksi.
(2) Keseimbangan atau homeostatis, yakni menjaga keseimbangan komponen tubuh. Usia sel-sel tubuh ada batasnya sehingga akan mati dalam waktu tertentu. Sel yang mati dibersihkan oleh sistem kekebalan tubuh.
Kalau fungsi keseimbangan terganggu, sistem kekebalan akan melihat konfigurasi dalam tubuh sebagai benda asing sehingga respons ditujukan pada tubuh sendiri. Keadaan demikian akan menimbulkan kerugian dan disebut sebagai otoimun.
(3) Perondaan, yakni sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuan meronda ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel yang mengalami mutasi, artinya berubah sifat menjadi sel ganas dan akhirnya bisa menjadi kanker, sel peronda akan membinasakan.
Kalau sel-sel imun yang bertugas sebagai peronda atau ''petugas siskamling'' itu terganggu atau tidak bisa bekerja secara baik, orang mudah terkena kanker karena tidak ada yang melawan sekaligus mengalahkan sel-sel tubuh yang mengalami mutasi menjadi sel ganas.
Sistem kekebalan tubuh terdiri atas banyak komponen. Ada yang bersifat fisik atau mekanik, misalnya berupa kulit, selaput lendir, silia, batuk, dan bersin. Ada pula yang berbentuk bahan larut dalam tubuh, contohnya asam lambung, lisosims, dan laktoferin.
Di samping itu, ada yang berupa bahan larut dalam darah, antara lain komplemen, interferon, dan C reactive protein. Komponen lain yang terpenting adalah sel-sel dalam darah yang dikenal sebagai darah putih atau leukosit.
Semua komponen sistem kekebalan tersebut akan bekerja serentak pada saat tubuh mendapat serangan penyakit baik dari luar maupun dari dalam tubuh. Dengan cara demikian tidak ada celah sedikitpun bagi penyerang.
Secara sederhana kerja sistem kekebalan tubuh terbagi menjadi tiga kelompok. Pertama adalah sistem pertahanan awal. Contohnya kulit, rambut, dan air mata. Sistem tersebut yang paling awal berupaya menahan serangan.
Kedua, sistem pertahanan nonfisik atau alamiah yang paling cepat bereaksi ketika ada serangan virus, bakteri, atau mikroba dari luar. Antara lain fagositis, komplemen, dan lisis. Sistem ini bekerja ketika sistem pertahanan awal gagal mengadang serangan.
Ketiga, sistem pertahanan spesifik atau dapatan yang baru bekerja saat sistem kekebalan alamiah tidak cukup dan tak bekerja berdasarkan jenis serangan virus atau bakteri yang terjadi. Dalam sistem ini yang bekerja adalah limfosit T dan B. Hasil kerjanya berbentuk antibodi.
Berkembang
Sistem kekebalan berkembang sesuai dengan perkembangan tubuh. Pada bayi belum banyak berkembang karena ada komponen yang belum bekerja secara optimal. Namun selanjutnya akan berkembang seiring dengan pertambahan usia.
Setelah dewasa sistem kekebalan tubuh akan bekerja secara optimal, tetapi pada usia tua kinerjanya kembali menurun. Tahapan perkembangan demikian menyebabkan bayi, anak-anak, serta orang lanjut usia gampang menderita sakit.
Jika sistem kekebalan tubuh bekerja secara optimal, orang tidak bakal terserang infeksi atau kanker. Namun tidak selamanya sistem itu dalam keadaan prima. Pada saat-saat tertentu tak bekerja baik atau terganggu sehingga infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur mudah masuk.
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan sistem kekebalan tubuh terganggu atau tak bisa bekerja baik. Antara lain mengalami stres atau tekanan kejiwaan, kurang gizi, terlalu lelah, perubahan cuaca atau iklim, serta polusi.
Agar sistem kekebalan tubuh tetap prima dan tidak mudah terganggu, orang perlu menerapkan pola atau gaya hidup sehat, yakni cukup istirahat, gizi seimbang, tidak stres, menghindari lingkungan yang bisa menyebabkan sakit, serta mengonsumsi obat yang memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Obat yang mendukung kinerja sistem kekebalan tetap optimal disebut imunomodulator. Perannya adalah membuat sistem kekebalan tubuh lebih aktif dalam menjalankan fungsinya sebagai penguat sistem kekebalan tubuh (imunostimulator).
Selain itu, menekan sistem kekebalan yang berlebihan (imunosupressan) sehingga kekebalan atau daya tahan tubuh selalu optimal dalam menjaga tubuh agar tetap siaga dan kuat ketika diserang virus, bakteri, atau mikroba lainnya.
Salah satu imunomodulator yang telah teruji secara klinis adalah Stimuno. Produk yang terbuat dari dari ekstrak Phyllanthus niruri atau meniran itu telah memperoleh sertifikat fitofarmaka dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).
Secara tradisional meniran telah lama dimanfaatkan untuk penyakit radang, batu ginjal, sulit buang air, disentri, hepatitis, ayan atau epilepsi, dan rematik.
Penelitian terbaru mengungkapkan tanaman obat asli Indonesia tersebut bisa membantu pencegahan berbagai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
Ekstrak meniranjuga terbukti mampu mempercepat penurunan demam pada anak yang menderita infeksi saluran pernapasan atas.
Penelitian serius soal meniran berawal dari kajian Dr Suprapto Ma'at dosen Universitas Airlangga yang menguji ekstrak tanaman tersebut pada mencit. Ternyata yang menonjol adalah kemampuan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Setelah mempelajari secara cermat PT Dexa Medica perusahaan obat nomor tiga terbesar di Tanah Air yang berbasis di Palembang memutuskan untuk mengembangkan meniran menjadi fitofarmaka, khususnya untuk obat peningkat daya tahan tubuh.
Penelitian mendalam mulai dilakukan tahun 1999 ketika Indonesia tengah merasakan dampak sangat berat akibat krisis moneter di pengujung tahun 1997. Saat itu nilai rupiah merosot sangat tajam sehingga harga obat yang sebagian besar bahan bakunya dibeli dengan dolar AS membubung tinggi.
Untuk mendapat sertifikat fitofarmaka dari Badan POM Dexa Medica memerlukan waktu sekitar tujuh tahun dan biaya miliaran rupiah. Sejak awal 2005 fitofarmaka berbahan ekstrak meniran itu mulai gencar dipasarkan.


Sumber : Suara Merdeka
Tanggal : 01 Mei 2006